Setelah 8 bulan menikah, saya dan pak suami memutuskan untuk melakukan program untuk memiliki anak disalah satu rumah sakit swasta di Jakarata Selatan. Program kehamilan ini tentunya sudah kami bicarakan dan rencanakan, mulai dari pemilihan rumah sakit, dokter kandungan dan sampai ke biayanya. Intinya sih memang harus dipersiapkan secara matang segalanya.
Beruntungnya adalah program kehamilan yang kami lakukan berjalan lancar, kami pun melakukan pemeriksaan sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter kandungan. Bulan Oktober 2012 suami saya sempat melakukan operasi yang memang sudah dijawalkan oleh dokter urologi, ini juga salah satu rangkaian program kehamilan yang saya dan pak suami jalani.
Masih teringat jelas bulan Oktober 2012 dokter urologi suami saya bilang “recovery untuk kembali normal kurang lebih 3-4 bulan, nanti jika dalam jangka waktu tersebut belum ada tanda positif hamil bisa kita lakukan tes lanjutan”. Tapi karena kami percaya bahwa usaha dan kesabaran itu akan berbuah manis. Maret 2013 saya mulai iseng tes kehamilan lagi, rasanya tuh masih gak percaya kalau melihat dua garis merah.
Hari itu juga saya telpon rumah sakit dan langsung bikin janji ketemu dengan dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Oh iya, saya saat itu memiliki miom dekat jalur lahir si bayi jika nanti akan lahiran secara normal. Dari hasil perjumpaan dengan dokter kandungan, saya harus bedrest selama dua minggu karena pada hari itu kondisi detak jantung bayi masih agak lemah.
Rencanakan Persalinan Secara Matang
Setelah melakukan program kehamilan berhasil, langkah selanjutnya adalah merencanakan persalinan secara matang. Apalagi saya kemarin itu hamil dengan kondisi ada miom di rahim jadi ini juga salah satu alasan dokter kandungan juga untuk merencanakan persalinan nanti. Yang perlu diingat adalah kondisi setiap ibu itu berbeda jadi ini harus dipahami betul.
Kenapa persalinan itu harus direncanakan? Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi atau yang biasa disebut sebagai janin atau kandungan. Seorang ibu akan merasa bahagia dan senang sebelum proses persalinan setelah penantian panjang. Ini pun akan memberikan rasa aman dan kebahagiaan untuk kehidupan ibu dan keluarganya.
Persalinan normal adalah istilah bagi ibu yang melahirkan bayi melalui vagina. Proses ini akan dijalani ibu hamil ketika janin yang dikandungnya siap untuk dilahirkan. Sementara persalinan caesar adalah proses melahirkan bayi yang dilakukan dengan cara menyayat bagian perut hingga rahim ibu. Sayatan pada perut tersebut merupakan jalan keluarnya bayi.
Dengan melihat kondisi saya, dokter pun memberikan kemungkinan-kemungkinan jika melahirkan secara normal dan caesar. Akhirnya kami pun sepakat memilih untuk melahirkan secara caesar, jadi setelah itu sekalian pengangkatan miom juga. Kami memutuskan yang terbaik untuk proses persalinan pada saat itu, karena tidak ingin membahayakan anakku pada saat lahir nanti.
Alasan Mengapa Harus Operasi Caesar
Sebagian ibu hamil dapat memilih untuk menjalani operasi caesar meskipun memiliki opsi untuk melahirkan secara normal. jadi kemarin itu lahir caesar memang karena tidak memungkin melahirkan secara normal, bahaya.
Tapi ada hal yang membuat saya selalu mengingat momen lahiran, jadwal melahirkan caesar sudah ditentukan sesuai kesepakatan antara saya, pak suami dan dokter obgyn. Tapi saya sudah mengalami kontraksi lebih dulu sebelum jadwal operasi.
Hari Rabu akan menjalani operasi caesar, hari Seninnya saya melakukan meni pedi terlebih dahulu, ternyata ini salah satu pemicu saya kontraksi. Saat sampai di rumah sakit, posisi bayinya sudah turun, itu sebenarnya kalau lahir normal pasti prosesnya cepat deh.
Tetapi ada beberapa kondisi tertentu yang memang mengharuskan seorang ibu hamil diharuskan untuk melahirkan melalui operasi caesar.
- Ukuran bayi terlalu besar, sedangkan ukuran panggul ibu kecil
- Kelainan pada janin, misalnya spina bifida, gawat janin atau bayi terlilit tali pusar
- Bayi kembar
- Posisi janin sungsang atau melintang
- Komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, diabetes gestanional dan hipertensi dalam kehamilan
- Gangguan plasenta, seperti plasenta previa
- Infeksi pada ibu hamil, misalnya herpes genital, hepatitis B atau HIV
- Persalinan lama
- Ketuban pecah
- Ibu menderita penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, mata minus parah
Sebelum Operasi Caesar
Beberapa tes yang mungkin dilakukan dokter sebelum operasi caesar adalah:
- Pemeriksaan darah, pasien akan disarankan untuk menjalani uji darah, agar dokter dapat mengetahui kadar homoglobin serta golongan darah Anda. Tes golongan darah perlu dilakukan guna persiapan transfusi apabila dibutuhkan.
- Amniosentesis, tes ini mungkin disarankan apabila akan menjalani operasi caesar pad ausia kehamilan yang belum mencapai 39 minggu. Dokter akan memeriksa kematangan paru-paru janin dengan meneliti sampel air ketuban di laboratorium.
Prosedur Melahirkan Caesar
Melahirkan secara caesar berarti mengeluarkan bayi melalui sayatan dari perut sang ibu. Sebelum pembedahan, dokter akan mempersiapkan obat bius atau anastesi epidural agar area perut akan disayat menjadi mati rasa. Namun, pada kasus tertentu, dokter juga bisa memberukan bius total.
Setelah obat bius bekerja , dokter mulai melakukan operasi caesar dengan membuat sayatan pada perut dan otot rahim, kemudia mengeluarkan bayi secara perlahan. Prosedur ini biasanya tidak memerlukan waktu lama dan bahkan tidak sampai hitungan jam hingga bayi akhirnya berhasil dilahirkan.
Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar
Operasi caesar merupakan prosedur yang cukup umum dilakukan dan dinilai aman, operasi ini termasuk jenis operasi besar yang tetap memiliki risiko. Berikut beberapa risiko melahirkan dengan operasi caesar yang harus diketahui:
- Nyeri pasca operasi, terutama pada luka sayatan
- Infeksi, misalnya pada luka sayatan operasi, saluran kemih, atau dinding rahim
- Pembekuan darah di kaki atau paru-paru
- Perdarahan berat, sehingga perlu mendapatkan transfusi darah
- Efek samping obat bius, misalnya mual, muntah dan sakit kepala
- Munculnya bekas luka atau jaringan perut pada perut dan rahim
- Produksi ASI terhambat atau berkurang
Saya sendiri setelah menjalankan operasi caesar tidak mengalami beberapa risiko yang baisa ditimbulkan setelah operasi. Pada hari kedua saya sudah mulai bisa jalan, tanpa merasakan rasa perih bekas sayatan. Sampai sekarang pun sudah 8 tahun berlalu operasi caesarnya, alhamdulillah tidak mengalami risiko setelah lahiran caesar. Ini seperti yang saya bilang sebelumnya, kondisi setiap perempuan itu berbeda jadi belum tentu memiliki risiko yang sama satu dan lainnya.
Bisakah Melahirkan Caesar di Prediksi
Biasanya yang sering jadi perbincangan adalah apa nanti saya bisa melahirkan secara normal? Atau jangan-jangan malah caesar ya? Saya yakin para ibu yang sedang hamil atau yang sudah pernah hamil pasti akan selalu menjadi galau dengan rencana persalinan. Beruntungnya sekarang ini sudah ada Tes Potensi Caesar, yang bisa dilakukan secara online.
Seperti yang diungkapkan oleh Dr. dr. Rima Irwinda, SpOG(K) ibu bisa melakukan Tes Potensi Caesar di Nutriclub. Rangkaian pertanyaan di dalamnya serta hasil analisis dikembangan oleh Nutriclub. Dengan menggunakan Tes Potensi Caesar sangat membantu sekali karena banyak informasi yang sangat membantu ibu melakukan beberapa hal berikut:
- Mempersiapkan kelahiran si kecil dengan mengetahui metode kelahiran yang tepat
- Banyak informasi yang sangat membantu seputar alergi, bayi, balita dan extra care
- Memiliki tools untuk anak seperti deteksi alergi, keterampilan, perlindungan anak, karakter anak dan lainnya
- Expert Advisor yang siap membantu Ayah dan Bunda
Dengan mengikuti perkembangan teknologi, Tes Potensi Caesar ini hadir untuk membantu para ibu bisa merencanakan persalinan secara matang. Untuk lebih jelas dan mendapatkan informasi terbaru tentang Tes Potensi Caesar jangan lupa cek juga instagram @nutriclub_id
Daya Tahan Tubuh Anak Yang Lahir Caesar
Persalinan caesar sering sekali dipertimbangkan untuk kebaikan bunda dan si kecil, sama seperti yang saya alami waktu melahirkan anak semata wayangku. Melahirkan secara caesar menjadi pilihan karena memang saat itu tidak memungkinkan untuk melakukan lahiran secara normal. Ternyata melahirkan secara caesar dapat mempengaruhi imunitas si kecil.
Seperti yang diungkapkan oleh dr. Molly Oktarina, SpA(K), Dokter Spesialis Anak, Konsultan Alergi Imunologi diacara Bicara Gizi “pada 1000 hari pertama kehidupan apa yang kita alami, lakukan ataupun makan selama 1000 hari pertama kehidupan akan memberikan konsekuensi yang panjang terhadap kesehatan di masa depan”.
Pada 1000 hari pertama kehidupan, si kecil akan mengalami pertumbuhan berat dan tinggi badan, pertumbuhan sel otak dan perkembangan sel-sel imun. Anak yang lahir caesar memiliki imunitas yang lebih rendah sehingga rentan dan sensitif terhadap alergi atau penyakit. Pada dasarnya melahirkan secara normal maupun caesar memiliki kelebihan tersendiri.
Melahirkan secara normal lebih dianjurkan oleh dokter, sebab selain pemulihan lebih cepat, sistem imun dari bayi lahir normal biasanya lebih kuat. Hal ini dikarenakan jumlah mikrobia dalam tubuh bayi dipengaruhi oleh proses kelahirannya.
Di dalam saluran tubuh manusia terdapat mikrobiota yang dihuni oleh mikroba baik dan jahat. Mikroba baik, yakni lactobacillus, bifidobacterium, serta escherichia coli bermanfaat dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan dan imunitas tubuh.
Bayi yang lahir melalui proses pervaginam akan menerima bakteri baik dari tubuh ibunya, di antaranya bakteri lactobacillus. bakteri baik ini tadi akan masuk ke dalam tubuh lewat sel-sel tubuh yang bersifat permeabel. Kemudian menginvasi bayi dan membuat jumlah mikrobiota atau bakteri baik tadi meningkat secara signifikan.
Resiko Bayi Lahir Caesar
Berbeda dengan bayi yang dilahirkan caesar tidak terpapar dengan mikrobiota yang ada di jalan lahir dan vagina. Sehingga perkembangan mikrobiota normal pada usus menjadi tidak optimal, yang kemudian akan berpengaruh pada daya tahan tubuh si kecil di kemudian hari. Akibatnya bayi akan rentan dan mudah terkena penyakit, seperti diare dan sensitivitas.
Risiko gangguan kesehatan pada bayi lahir caesar bisa diminimalisir dengan cara pemberian air susu ibu (ASI). ASI merupakan nutrisi paling baik untuk bayi karena mudah dicerna dan mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh bayi, terutama untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
ASI memiliki kandungan antibodi yang dikenal dengan immunologlobulin, merupakan sejenis protein yang dapat mengantarkan kekebalan untuk si kecil. Antibodi yang terdapat dalam ASI mulai dari Immuglobulin A, Ummunoglobulin D, Immunoglobulin G dan Immunoglobulin M.ASI berwarna kuning yang keluar pertama kali dipercaya memiliki kandungan immunoglobulin paling tinggi.
Nurul Sufitri says
Oh jadi bumil yang bersiap2 melahirkan secara caesar maupun normal bisa memeperoleh informasi mengenai caesar ini dengan tes potensi caesar di Nutriclub ya mak? Jadi ga gelap2 amat dong ya ada gambarannya terlebih dahulu deh. Aku dulu dua2nya anakku dilahirkan normal 🙂 Sip2 makasih sharing-nya.
Ana Ike says
Anak pertama dulu aku SC tanpa rencana setelah diupayakan normal dan nggak berhasil. Diinduksi 4 kali lalu endingnya SC. Rasanya? Mantap, hihihi.
Baru tahu kalau ternyata ada tes potensi melahirakan caesarian ini loh, mak.
Enaknya sih jadi bener-bener bisa prepare dan nggak perlu kesakitan double kaya aku dulu, haha.
Ah semoga habis ini bisa segera hamil lagi, aamiin
Nanik nara says
Jadi calon ibu jaman now itu terbantu banget dengan kehadiran teknologi informasi ya. Dengan tes potensi caesar, calon ibu bisa lebih siap dan lebih tahu bagaimana nanti menghadapi persalinan, normal maupun dengan prosedur operasi
Wiwied Widya says
Aku termasuk ibu yang terpaksa SC karena keadaan nih. Persalinannya lama. Bayangin bukaan satu mau ke dua aja sampai 5 hari.. Udah nggak keruan badan ini rasanya. Habis diinduksi langsung pingsan, terpaksa lah SC. Untung nggak pake lama recoverynya. ASI juga lancar, tapi ya itu sih anakku agak sensitif saluran cernanya.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
Betul mak, sekarang ini bisa cek terlebih dahulu untuk persiapan persalinan. Kalau aku dulu itu emang caesar karena ada miom juga.
Eviindrawanto.Com says
Memang ada kondisi tertentu dimana ibu tak bisa melahirkan normal sekalipun ingin. Ada juga yang memilih SC karena dirasa lebih nyaman sekalipun tak masalah lahir normal. Semua tergantung pilihan ya Mbak. Nah enaknya dengan SC adalah kita bisa memilih waktu untuk melahirkan. Tapi semuanya butuh persiapan matang ya
Katerina says
Aku dulu hampir saja melahirkan sesar pas anak kedua karena ada pembesaran pembuluh darah di jalan lahir, menurut beberapa dokter SpOG yang aku datangi, hal itu bisa bahaya buatku karena bisa terjadi risiko pecah, dan aku bisa kehilangan nyawa karena pedarahan hebat. Waktu itu aku awam banget soal beginian, masih miskin informasi, makanya panik dan cemas. Tapi gak nyangka pas dekat lahiran aku ketemu dokter lainnya yang bilang aku bisa lahiran normal, dan Alhamdulillah anakku lahir normal, akunya juga sehat.
Harusnya ga perlu cemas ya kalau punya bekal informasi yang memadai.
nurul rahma says
Alhamdulillah, jadi paham serba serbi persalinan caesar nih Mak.
Dan, ternyata, aku juga batu tahu, bahwa Risiko gangguan kesehatan pada bayi lahir caesar bisa diminimalisir dengan cara pemberian air susu ibu (ASI).
MasyaALLAH luar biasaaa ya.
TTentunya kita sepakat dong ya, bahwa ASI merupakan nutrisi paling baik untuk bayi karena mudah dicerna dan mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh bayi, terutama untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Cindy Vania says
waktu melahirkan anak terakhir, saya hampir cs. karena ketuban pecah tp pembukaan tdk nambah dan sempat demam menggigil di kontraksi2 itu. Tapi karena saya nggak ada persiapan untuk melahirkan cs malah jadi super takut banget.
alhasil nungguin sebentar dan berhasil normal lagi. Jadi selama ini saya selalu berusaha melahirkan normal bukan karena anti, tapi karena takuutt, huhu..
Hidayah Sulistyowati says
Wah aku dulu sebenarnya disarankan melahirkan cesar ketika anakku yang pertama nggak lahir-lahir. Padahal kepala udah terlihat di jalan lahir. Aku kekeh minta normal, karena udah nyaris nongol bayinya. Akhirnya divakum deh. Beruntung prosesnya cepat kan, jadi nggak membahayakan kami berdua. Andai jaman dulu udah ada tes potensi caesar seperti sekarang, tentu aku nggak bakal kesakitan dulu baru ditawari caesar
Naqiyyah Syam says
semoga sehat2 ya kalau pun harus ceasar kita mesti persiapan lahir dan batin, jangan ego juga sih kalau buat keselamatan ibu dan anak
Helenamantra says
Iyah ini nih yang mendebarkan, bisa normal atau harus caesar? Kadang beda dokter, beda jawaban juga. Kalau memang paling aman Caesar seperti kasusmu ya itu lebih baik. Utamakan kesehatan Ibu dan janin
diane says
Kekebalan tubuh anak yang lahir sesar lebih rendah dibandingkan yang lahir normal emang ada benarnya ya.. kayak anakku sekarang..yang lahir sesar lebih rentan kena penyakit..Tapi Alhamdulillah so far sehat sih..
nchie hanie says
Lengkap banget penjelasannya nih, memiliki buah hati yg di nanti apalagi melalui program hamil, sesuatu banget bisa melahirkan. Apapun cara melahirkannya plus edukasi seputar normal dan SC menambah informasi mana yang terbaik sesuai dengan kondisi.
Yang penting sehat debat ma mamaknya yaa.
Witri Prasetyo Aji says
Ngalamin lahiran SC Mak, karena panggil aku sempit. Tapi ngerasain kontraksi juga, pasca SC tuh rasanya? Ketawa aja sakitttt
Witri Prasetyo Aji says
Panggul sempit maksudnya, duh typooo
Sri Widiyastuti says
Saya pernah ditawari dokter untuk operasi caesar mbak, karena faktor risiko usia yang sudah 40+. Waktu itu saya agak bimbang juga, antara mengiyakan atau tidak, karena saya sudah baca beberapa referensi terkait dampak dari operasi caesar juga pengalaman dari teman saya yang lama sekali pulihnya. Jadi saya memutuskan untuk persalinan normal saja. Alhamdulillah lancar.
Dan setelah membaca artikel ini saya jadi paham, ternyata gak semua orang mengalami proses penyembuhan pasca sesar yang lama ya, setiap ibu memiliki ketahanannya masing-masing.
Dee_Arif says
wah iya, klo melakukan persiapan dgn tes potensi sc ini bisa siap siap ya mbak
baik persiapan fisik dan mental juga financialnya
lendyagassi says
Persiapan ini memang penting yaa, kak Chie.
Terutama mental.
Aku pernah nih, sebelum melahirkan masih galau mau melahirkan di Rumah sakit besar atau rumah sakit khusus bersalin. Tapi papah mertua alhamdulillah menguatkan dan bilang kalau "Pilih yang mba Lendy nyaman."
Ternyata Ibu hamil dan menyusui ini perlu banget dukungan dari keluarga terdekat selain suami.
echaimutenan says
aku daah ngalamin semua soale sesar sama normal dan alhamdulillah semua tetap berpotensi cerdas. yang penting saat itu kan apa yang terbaik biar ibu ana selamat
Armita Fibriyanti says
Kondisi setiap bumil memang berbeda ya Mba, mau sc ataupun pervaginam yg penting semua sehat, ibu bayi selamat
Rina s says
Wah jaman sekarang informasi yg mudah diakses makin lengkap dan mudah ya spt dr nutriclub ini. Anak sy dua2nya lahir caesar krn panggul kecil, alhamdulillah anak2 sehat
Damar Aisyah says
Insyaallah demi keselamatan memang harus dipilih jalan terbaik ya, Mak, salah satunya dengan caesar. Alhamdulillah kedua anak saya juga caesar. Yang pertama karena prekamp, sedang yang kedua flek sebelum hari lahir. Ya sudah, diterima saja yang penting selamat dan keduanya sehat serta tumbuh dengan normal.
Dian Restu Agustina says
Persalinan memang sebaiknya direncanakan jadi akan ada persiapan untuk menghadapiny dan dmei keselamatan semua. Senangnya sudah ada Tes Potensi Caesar yang bisa jadi panduan yang memudahkan untuk menentukan persalinan
Hana Aina says
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat sesuatu yang dulunya tidak mungkin dilakukan kini menjadi mungkin dilakukan, ya. Salah satunya tes potensi Caesar. Kalau bisa begini kan orang tua bisa mempersiapkan diri dan lebih siap menghadapi persalinan.
Nyi Penengah says
Makasih banyak chie buat aku yang belum lahiran ini jadi bermanfaat banget dan kudu memersiapkan sejak dini.