“Kapan punya momongan?”
“Gak mau nambah anak lagi?”
“Mumpung masih muda, nambah anak lagi dong?”
Ini pertanyaan yang sering banget mampir ke telinga saya, sayangnya pertanyaan ini datang bukan dari keluarga inti saya. Kesel gak sih denger pertanyaan kayak gini? Awal-awala sih biasa saja sampai akhirnya kebal, hahahahaa…
Padahal kalau hamil juga butuh persiapan loh, bukan persiapan dana saja tapi ada yang lebih penting harus dipersiapkan. Persiapkanlah pondasi yang baik bagi calon anak yang akan kita lahirkan.
Awalnya sih ingat perbincangan dengan sahabat saya, dia bilang sama saya “kalau bisa nanti hamil jangan lewat usia 30 tahun ya, karena badan akan capek beda banget sama lahiran dibawah 30”. Alhamdulillah sepertinya Allah mendengar doa-doa saya untuk memiliki anak sebelum usia 30 tahun.
Calon Ibu Masih Kurang Memperhatikan Nutrisi
Nyatanya calon ibu masih banyak yang kurang memperhatikan nutrisi saat ia mempersiapkan kehamilan. Dari hasil Riskesdas tidak hanya anemia dan mengalami kekurangan energi kronis saja.
Tapi juga 1 dari 2 ibu hamil mengalami kekurangan asupan protein (SKMI 2014), sementara lebih dari 50% ibu hamil mengalami kekurangan asupan zat besi, zinc, kalsium, serta vitamin A & C.
Kualitas kesehatan dan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan akan mempengaruhi kesehatan janin yang akan dilahirkan dan menentukan tumbuh kembang si Kecil di masa depan.
Danone Indonesia ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya supa nutrisi yang seimbang dan dukungan lingkungan untuk mendukung ibu menjalani kehamilan risiko tinggi.
Kehamilan Risiko Tinggi
Karena saya belajar dari banyak pengalaman teman-teman yang sudah memiliki anak lebih dulu, jadi ada bekal untuk mempersiapan segalanya. Termasuk menjaga pola makan, yang saya ingat tuh, dulu selalu rajin minum susu untuk persiapan ibu hamil.
Waktu datang ke dokter kandungan pun banyak disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi. Yang pasti konsumsi asam folat yang cukup sebelum hamil terbukti dapat mengurangi kehamilan risiko tinggi. Untuk yang lagi persiapan hamil, ada baiknya untuk asam folat ini dikonsumsi sebelum kehamilan atau pada tahap persiapan.
Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan mengatakan bahwa kehamilan berisiko tinggi dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak apabila tidak ditangani dengan baik.
1000 Hari Pertama Kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan, merupakan masa penting yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang si kecil di masa depan.
Kehamilan risiko tinggi yang tidak ditangani dengan baik berpotensi memiliki pengaruh terhadap anak di dalam kandungan, seperti perkembangan janin tidak sempurna, berat janin kurang, kelahiran prematur, maupun bayi berat badan lahir rendah.
Beberapa Kehamilan Berisiko Tinggi:
- Hamil dengan penyakit penyerta seperti asthma, kelainan paru, diabetes, kelainan jantung, kelainan ginjal, penyakit autoimun (SLE, APS dan lainnya).
- Hamil dengan penyulit, pre eklampsia-eklampsia, GDM, hipertensi, IVF, Miom, kelainan letak plasenta, infeksi, ancaman persalinan pretern.
- Hamil dengan riwayat operasi terlebih dahulu, seperti operasi ginekologi, operasi jantung dan lainnya.
- Usia saat hamil, risiko kelain kongenital, hormon.
Nah, jadi keingat waktu hamil dulu pas program jadi ketauan kalau saya ada miom dan letaknya persis di jalan lahir. Awal tau sebenarnya sedih, tapi pas dapat dokter yang selalu ngasih support dan bikin tenang jiwa dan raga. Jadi sudah dipastikan saya lahiran dulu lebih memilih secar karena mau sekalian mengangkat miom.
Karakteristik Penyebab Kehamilan Risiko Tinggi
Di Indonesia menempati peringkat ke 5 di antara negara-negara dengan jumlah kelahiran prematur terbesar dengan angka 675.500 bayi di tahun 2010. Berbagai faktor risiko kehamilan risiko tingkat tinggi masih banyak ditemui di Indonesia. Untuk ibu hamil harus mewaspadai, menghindari, dan menangani kehamilan risiko tinggi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam penanganan kehamilan risiko tinggi dengan memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro yang bervariasi di tiap tahapan mulai dari prakehamilan.
Trisemester 1, 2, dan 3 serta para ibu menyusui. Yang harus diperhatikan adalah asupan makanan mereka mengandung zat-zat gizi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, asam folat dan iodine.
Mempersiapkan Tubuh Untuk Kehamilan
Nutrisi yana harus diperhatikan oleh para calon ibu:
- Tingkatkan asupan zat besi, cadangan zat besi perlu ditingkatkan sejak sebelum kehamilan. Asupan zat besi harus dipastikan cukup sejak sebelum hamil karena di masa kehamilan sulit bagi calon ibu mempertahankan kadar besi karena janin di dalam kandungan menggunakan cadangan mineral ini. Untuk sumber zat besi ini bisa didapatkan dari daging merah, kuning telur, hati, sayuran hijau, jeruk dan serealia yang diperkaya akan zat besi.
- Makan gandum utuh, ibu hamil sudah dipastikan harus mengonsumsi makanan kaya nutrisi sebanyak mungkin. Seperti oatmeal, beras merah, roti gandum utuh. Untuk calon ibu sebisa mungkin kurangi konsumsi karbohidrat olahan, seperti roti putih, pasta dan nasi putih.
- Konsumsi buah dan sayur, mengandung beragam vitamin dan mineral, hal yang dibutuhkan bagi calon ibu untuk menyambut buah hati. Sayuran seperti bayam, selada, asparagus, dan brokoli mengandung vitamin B (folat) tinggi. Mengonsumsi makanan kaya folat selama prakonsepsi dan kehamilan dapat membantu cegah bayi dengan cacat lahir.
- Makan ikan, makanan laut adalah sumber asam lemak omega-3 terbaik, dan menurut beberapa ilmuwan, lemak esensial ini mungkin memiliki efek positif pada kesuburan. Asam lemak omega-3 juga penting untuk perkembangan otak dan mata bayi. Bahkan omega-3 dipercaya dapat menurunkan risiko kelahiran prematur, menurunkan kemungkinan preeklamsia dan mengurangi depresi.
- Protein, merupakan bagian penting dari pola makan sehat.Dari penelitian ahli di Harvard Medical School menemukan bahwa calon ibu yang mengonsumsi satu porsi protein nabati setiap hari (seperti kacang-kacangan, kacang polong, kedelai atau tahu) lebih rendah mengalami infertilitas karena masalah ovulasi.
- Batasi kafein, mengonsumsi kafein yang sangat penting, lebih dari 500 miligram perhari, atau sekitar tiga hingga empat cangkir kopi dengan ukuran 8ons mungkin ini bisa mengganggu kesuburan.
- Hindari alkohol, untuk para calon ibu harus menghindari konsumsi alkohol sejak merencanakan kehamilan. Alkohol juga dpat membahayakan janin yang sedang berkembang di dalam rahim.
Ibu Hamil Butuh Support System
Yang paling diperlukan calon ibu itu adalah adanya support system, suami, keluarga inti, teman-teman sekat atau teman-teman komunitas. Yang paling saya ingat dari omongan mbak Putu Andani adalah “ini kehamilan berdua ya, karena bikinnya berdua”.
Alhamdulillah banget waktu hamil tahun 2013 lalu dikasih mood yang bagus, kesehatan dan tentunya kebahagian. Iya bahagia banget karena hamilnya lancar, gak ngidam dan ini sukses bikin saya nyaman mau kemanapun.
Tidak hanya memenuhi nutrisi, ibu dengan kehamilan risiko tinggi perlu mendapatkan dukungan secara mental dari orang-orang di sekitarnya. Kalau katanya mbak Putu Andani M.Psi, Psikolog dari Tiga Generasi memaparkan “Dalam kondisi hamil normal saja, ibu sudah dihadapkan dengan berbagai tantangan dan perubahan psikologis seperti tinggak stress.
Kehamilan berisiko tinggi tentunya bisa melipatgandakan tingkat stress ibu dan memberikan dampak negatif pada diri ibu dan janin. Untuk pencegahannya, dibutuhkan cara penanggulangan stres yang tepat melalui dukungan support system yang dapat membantu ibu mengelola tekanan secara sehat. Mulai dari ibu sendiri, suami, keluarga dan teman dekat.
Yang sering menjadi pembicaran di grup what’s app itu memang kita para ibu hamil maupun yang sudah melahirkan membutuhkan support system. Apalagi untuk ibu yang baru melahirkan, ini sangat diperlukan sekali dukungan dan perhatian. Karena dengan begitu dapat meningkatkan kondisi kehamilan ibu agar tidak merasa sendirian saat menjalani kehamilan berisiko tinggi.
Buat para calon ibu mari kita sama-sama dukung ibu hadapi kehamilan risiko tinggi.
Leave a Reply