Pandemi memang membawa perubahan yang berarti bagi saya, semenjak itulah saya jadi suka sekali dengan tanaman. Awalnya tuh sempat dikasih sama teman, karena katanya biar di rumah ada hijau-hijau gitu.
Akhirnya jadi ketagihan juga jajan tanaman, bahkan saya sampai ikutan live sale juga loh. Tapi memang sedari awal itu saya mencari tanaman yang mudah dirawat alias gak rewel.
Sebagai first timer tentu masih banyak belajar dong. Mulai dari mencari informasi tanaman apa saja yang bagus untuk di rumah, baik indoor maupun outdoor. Bagaimana cara merawat tanaman, mengenal beraneka macam jenis pupuk, media tanam dan vitamin untuk tanaman yang semuanya ini saya temukan di demfarm.id
Jadi tahun lalu itu hobiku adalah beli tanaman setiap sore, kebetulan dekat rumah banyak tukang jual tanaman dengan berbagai macam jenis. Mulai dari tanaman hias, buah-buahan dan sayuran.
Membuat Kebun di Rumah
Rasanya hampir semua teman-teman saya juga mulai bercocok tanam di rumah semenjak pandemi, mulai dari bikin kebun mini sampai ada yang membangun lahan khusus untuk tanaman hydroponiknya.
Karena banyak teman yang sedang main tanaman juga jadi bisa saling bertukar informasi. Apalagi informasi tanaman murah, pasti taukan tanaman sempat melambung bahkan ada label “tanaman sultan”. Dimulai dari tanaman hias, akhirnya beberapa bulan belakangan tuh lagi coba-coba nanam sayur yang bisa untuk bumbu kalau masak. Kayak rosemary, bawang daun, jeruk limo, daun kari dan beberapa jenis lainnya.
Karena emang rajin cari informasi seputar merawat tanaman, akhirnya mulai berani deh mencacah tanaman yang ada di rumah. Awalnya memang dari permintaan beberapa teman yang pengen banget sama tanamanku. Atau biasanya kita suka saling bertukar tanaman.
Awalnya lihat salah satu teman yang memulai menjual tanaman yang dirawatnya, saya akui kalau tanaman yang dijualnya memang bagus dan sehat semua. Sehat dalam artian, pertumbuhan daunnya bagus, akarnya juga bagus dan gak rewel ngerawatnya. Terus senang gitu rasanya bisa menhasilkan sesuatu dari rumah.
Potensi Sukses Petani Milennial Dalam Bimbingan Program Makmur
Hari Minggu kemarin saya mengikuti webinar bersama Demfarm yang bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Nasional. Apalagi kita tau bahwa negara Indonesia itu memiliki lahan pertanian terluas sehingga mayoritas profesi masyarakat Indonesia adalah bertani.
Indonesia juga menjadi negara yang memiliki lahan pertanian terluas sehingga mayoritas profesi masyarakat Indonesia adalah bertani. Namun, keberadaan petani semakin hari semakin berkurang karena minimnya minat generasi muda pada sektor pertanian. Menjadi petani masih dianggap sebagai profesi yang kurang cakap dan tidak bergengsi. Jadi kalau kita lihat dulu tuh petani ya hanya orang-orang di desa saja.
Kalau kata mas Iqbal yang merupakan petani milennial binaan PKT “bahwa orang kita itu merasa pekerjaan sebagai petani tidaklah keren, bahkan banyak orang memandang sebelah mata pekerjaan sebagai petani”.
Serunya lagi webinar kali ini tidak hanya mas Iqbal saja, tapi juga ada Soraya Cassandra merupakan Founder Kebun Kumara, Adrian R.D. Putera selaku Project Manager Program Makmur PKT.
Dari webinar kali ini pun saya jadi tau bahwa petani itu bekerja tidak lagi dengan cara-cara lama. Teknologi juga berkembang dengan cepat, sehingga para petani juga bisa memanfaatkan teknologi yang ada agar dapat terus berkembang. Apalagi untuk menambahkan gairah sektor pertanian, sejumlah program dan pengembangan pun dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak lainnya.
Salah satu yang dilakukan oleh pemerintah melakukan program pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak lainnya. Salah satunya adalah Program Makmur dari PT Pupuk Kaltimantan Timur (PKT), yang merupakan perusaan industri pupuk terbesar di Indonesia. Dengan demikian dapat memberikan solusi yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan keseteraan.
Mengajak Kaum Melinnial Untuk Mulai Menanam
Seperti yang dilakukan oleh Soraya Cassandra, founder dari Kebun Kumara yang mengajak kaum milennial untuk mulai bercocok tanam. Dengan mengutamakan prinsip permakultur, yaitu menanam dan mengondisikan kebun sebagaimana alam bekerja. Jadi kita tidak hanya sekedar menanam, tetapi juga harus memahami prinsip bagaimana tanaman itu bisa tumbuh dan berkembang.
Saya pun setuju banget, karena memang dari awal ingin memulai menanam di rumah langsung cari informasi seputar bercocok tanam di rumah. Walau dengan lahan kecil tapi rasanya ini jadi tantangan bagi saya sendiri untuk menciptakan rumah yang asri dengan sentuhan tanaman yang saya rawat sendiri.
Karena memang sampai sekarang ini saya lebih banyak menanam dengan pot jadi harus pinter-pinter juga memahami media tanam, dan jenis tanamannya. Mencoba beberapa cara yang dilakukan oleh teman-teman juga, seperti dengan memberikan cangkang telur. Daripada terbuang ternyata ini juga bisa jadi media untuk menaruh benih tanaman.
Mengembangkan Usaha Lewat Program Makmur
Yang menarik bagi saya saat webinar adalah mas Iqbal yang merupakan petani milennial asal Jember, jarang sekali rasanya anak muda yang memang tertarik dengan bertani, apalagi ini sampai dengan bisa menghasilkan keuntungan dengan apa yang ia lakukan. Kata-kata yang sampai sekarang saya ingat “kalau anak muda sekarang itu menjadi petani itu tidak keren” emang benar sih karena lebih ke gengsi ya.
Menurut mas Iqbal sendiri memang tidak banyak anak muda yang mau bertani, padahal lahannya ada loh. Karena menurut mereka ini kurang modern, gak gaya gitulah. Tapi kali ini Iqbal membuktikan bahwa petani sekarang itu bisa memanfaatkan teknologi yang ada. Dengan memulai menanam semangka, mas mas Iqbal pun meraup untung yang lumayan loh.
Selain itu juga mas Iqbal menggunakan program dan pengembangan Program Makmur dari PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), yang merupakan perusahaan industri pupuk terbesar di Indonesia. Selain itu mas Iqbal juga mengatakan modal dasar menjadi petani adalah ilmu. Mulai dari mengetahui strategi, pasar dan mengadopsi teknologi pertanian. Sehingga bertani tidak lagi menjadi pekerjaan yang berat semata.
Program Makmur Memberikan Solusi
Untuk menambahkan gairah sektor pertanian, sejumlah program dan pengembangan pun telah dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak lainnya. Salah satunya adalah Program Makmur dari PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), yang merupakan perusahaan industri pupuk terbesar di Indonesia. Program ini menjadi solusi yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejateraan petani.
Bapak Adrian R.D. Putera, Project Manager Program Makmur PKT mengatakan bahwa program ini merupakan komitmen perusahaan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan petani dan produktivitas pertanian di Indonesia. Pak Adrian juga mengatakan pihaknya terus mendukung dan melakukan pendampingan kepada petani milennial untuk meningkatkan produktivitas dengan cara-cara yang lebih kekinian.
Program Makmur ini dilaksanakan di sejumlah wilayah seperti Jawa TImur, Kalimantan, dan Sulawesi. Program ini juga merupakan upaya pKT dalam meningkatkan penggunaan pupuk nonsubsidi dalam negeri, dengan menciptakan ekosistem untuk mendorong produktivitas dan kesejahteraan petani Indonesia, termasuk petani milennial.
Jadi gimana nih? Setelah membaca kesuksesan mas Iqbal yang menerapkan Program Makmur hingga dapat meraup keuntungan yang fantastis ini bisa jadi inspirasi para kaum milennial untuk memulai bertani atau setidaknya bisa dimulai dari rumah dulu ya.
Program Makmur sangat menginspirasi nih. Saya sih setiap hati aktivitas di kampung emang berkebun. Udah nanam ubi, singkong dan kemarin sebelum musim hujan nanam kapol.
Semoga nih ilmunya bisa saya serap juga
Terimakasih ilmu dan informasi nya ya Mak…
Menjadi petani millennial zaman now ternyata bisa dilakukan di pekarangan rumah ya. Ga melulu mesti kebun yang luaaaaas yang penting pjnya niat bercocok tanam. Ilmu strategi, pasar dan sebagainya bisa diikuti melalui laman demfarm id 😀 Kalau ditekuni hasilnya bisa optimal deh.
Yup, petani harus menguasai teknologi. Saya suka takjub kalau melihat tayangan tentang petani di Korea maupun Jepang yang sudah memanfaatkan teknologi, mulai dari menanam hingga memanen.
Semoga dengan program makmur ini, makin banyak petani millenial yang sukses
Canggih mak Chie nih, dari hobi bisa jadi cuan…aku kalau liat foto2 tanamanmu juga jadi pengen mak. Jadi tyermotivasi buat berkebun juga. tapi sekarang baru ada tanaman katuk doang nih yang bertahan.
Aku udah mulai berani dari rumah sejak jadi anak pertanian di kampus, di rumah ortuku juga rajin nanam memanfaatkan halaman belakang yang luas jadi alhamdulillah sekarang tinggal memetik hasil
iya ya mbak, sekarang semua orang bisa berkebun
klo diseriusin, berkebun bisa jadi sumber pendapatan tersendiri ya mbak
Aku sering lihat di beranda ada foto tanaman Mba Chiechie yang subur dan terawat euy
Memang dari rumah hobi berkebun bisa jadi berkah, tetanggaku ada yang buka farm di halaman saat pandemi, mayoritas dijual online.
Keren juga nih Mas Iqbal anak muda mau bertani, bisa jadi inspirasi bagi anak muda lainnya ini
Selama pandemi ini aku juga mulai aktif berkebun lagi Mba, orang2 sibuk tana bunga, aku nanam yang bsia dimakan, hahaha, lumayan lah gak beli sayuran, buah pisang, rambutan, mangga, hingga ku tanam juga pete dan durian, hahaha,perlu banget nih mengalihkan lahan dengan hal yang produktif fan hijau
Seru acaranya ya menginspirasi anak muda agar mau bertani, potensinya besar dan bisa jadi profesi yang keren apalagi kita negara agraris
Iya banget, bertani alias nanam2 ini bisa menghasilkan uang banyak. Jadi keingetan sama abangku. Dia juga bisnis tanaman. Asal tahu Cara Rawat, tips dan triknya. Huhu aku masih payah nih kalo sial bertani dan nanam-nanam ini
Chichie suka berkebun yaaa
sekali sekali mampir kebun jamur aku yuuuk… sekarang aku mulai nanm cabe – tomat – jeruk nipis dan kemaren yang berhasil itu tanaman keras ummi (alm hiks) alpukat
yes, bertani itu susah susah gampang,
but nerima uangnya bisa harian, dan bisa dimakan sendiri juga sehingga semangat buat nanam
Aku kemarin ikut webinar ini juga. Btw soal tanaman, aku masih ditahap yang simpel sih kaya tana cabe, tomat, sereh, dan teman-temannya. Kalau tanaman mahal-mahal, masih sayang di duit apalagi ada hewan yang siap nyantap daunnya. Daripada nangis
Bercocok tanam tuh keren tau, dari hobi bisa jadi penghasilan kalau bener-bener ditekuni. Semoga aku ketularan juga nih bercocok tanam kayak mba Chichie. Hehe.
Kak Chie menjiwai sekali.
Awalnya hanya iseng, lama-lama ternyata manfaatnya bagus untuk lingkungan dan diri sendiri.
Bertani memang hendaknya didukung oleh ilmu, teknologi juga pengalaman.
In syaa Allah banyak generasi muda yang menjadi petani produktif dan berkah dari hasil tanamannya.
Beneran Petani Millenial macam Iqbal tuh, salut sama anak muda satu ini, semoga saja kiprahnya Iqbal menginspirasi yang lainnya kalo jadi petani pun bisa sukses asalkan tau ilmu dan strateginya.
Memang harus jeli dalam melihat peluang di masa pandemi gini yaaa.. hobi berkebun bisa ditingkatkan hingga ke level bisnis. Bagi penyuka aktivitas bercocok tanam, tentu bakalan happy menjalankannya.
iya mba sejak pandemi semuanya pada senang berkebun yah, senangnya kisah Mas Iqbal yang terus berkeinginan untuk menjadi petani
Nah kalo udah barteran tanaman sama temen ini enak ya mbak, punya banyak varian tapi nggak ngeluarin budget lebih. Bertaman emang menyenangkan, candu ^^
Berkebun memang jadi salah satu jalan self healing kalau saya
Bisa menikmati hasil nanam itu bener bener sesuatu deh
teman di kantorku juga gini, mbak. pas pandemi kemarin dia mulai rajin beli tanaman hias eh sekarang dia sudah mulai berjualan anak-anak dari tanamannya. aku sendiri ada dikasih 1 tanaman tapi mati. hihi
Saat ini, gak ada alasan gak menanam dan gak bisa jadi petani. Karena bisa menanam dari rumah walau lahannya hanya 1 mtr. Syukur-syukur kita bisa sukses kayak Petani Millennial, Mas Iqbal. Keren banget dia.
Semenjak pandemi aku juga suka berkebun, dan sekarang sudah PD untuk cacah mencacah. Alhamdulillah rumah jadi lebih asri. Tapi aku belum mencoba menanam sayur nih seperti Mba Chichie.
awal-awal pandemi tiba2 bebelian tanaman buat mengisi waktu aja. tapi lama2 tanaman hiasnya makin banyak. akhirnya dibagikan ke teman-teman. mungkin ke depannya bisa juga kali ya kaya mas iqbal. bismillah
iya ya, pandemi semacam jadi titik balik banyak manusia untuk melakukan kegiatan atau hobi baru yang tentunya bermanfaat
Akutuh demen liat orang sukses gini. Tapi giliran aku yang nyoba tuh kok gak berhasil ya. Kata orang ada istilah tangan panas nanam apa aja gda yang jadi hahaha entah bener atau ngga.
Aku jg salah satu yang nanem2 setelah pandemi mbak, tp yg kupanen baru kangkung hehehe
Anak muda yang kuliah di pertanian ada masanya banyak yg milih kerja di bank hehe, tapi skrng kyknya seiring perkembangan teknologi dan udah bersinergi ma pertanian, mulai banyak jg yang melirik utk bertani kyknya ya, krn dgn teknologi gk perlu berpayah2 kyk dulu, kyknya sih hehe
awal pandemi berkebun jadi idola deh, terutama berkebun tanaman hias tapi makin ke sini berkebun sayuran pun sama menyenangkannya karena bisa dinikmati apalagi menghasilkan
Ini dia nih yang dicari dan mau 'dibudidayakan' sama pemerintah, petani milenial yang bisa memanfaatkan dunia digital untuk mengembangkan bisnisnya, karena memang ternyata lumayan juga yaa potensi incomenya
Kok bisa ya orang-orang pas pandemi di rumah aja pada hobi berkebun? Aku kenapa susah banget buar berkebun? padahal ibuku suka banget nanam-nanam di rumah lho sampe pohon cabe juga ada. Mungkin aku cuma belum aja, tapi optimis kok suatu hari bisa berkebun juga.
Aku udah belajar sedikit berkebun sama ibuku, seneng nanem kangkung dan cabe di rumah, apalagi kalau panen~
iya nih, berkebun di rumah selain menyenangkan juga bisa berpotensi jadi penghasilan. Ada temenku yg berkebun anggur di rumahnya, sekarang jadi bisnis bibit anggur.
Semoga semakin banyak dan meluas program dan pengembangan di sektor pertanian, seperti PKT ini, jadi generasi milenial tak lagi alergi untuk jadi petani serta mulai memiliki mind set bahwa jadi petani itu kereeen (sebab saya juga anak petani)
kalau semakin banyak yang tergerak untuk berkebun, apalagi anak muda juga mau lakukan aktivitas ini, wiiih pasti bagus banget ya Mbak, buat lingkungan iyah, buat ekonomi juga. Apalagi sekarang bisa manfaatkan teknologi untuk cari tahu ilmu berkebun yang baik dan benar ya 🙂
Ini sangat menginspirasi pastinya, karena petani Milenial adalah pekerjaan keren loh. Dan sebenarnya kita bergantung dengan petani ya, maka dengan adanya para Milenial masa kini menjadi petani dapat membuka wawasan bahwa jadi petani itu hebat
Hehe bener juga ya kalo ngomongin petani, rasanya profesi petani ga banyak yang mau akrena stigma yang "ndeso" padahal zaman skrg bertani ga harus macul sendiri bisa pakai bantuan alat supaya lebih simple dan maksimal yaa.
Ini info harus aku kasih tau ke ibuku soalnya beliau suka bgt bercocok tanam. Kalo halaman lebih luas, pasti hijau asri bgt deh rumahku hehe sygnya lahannya kurang utk berkebun..