Setalah berkali-kali ke Bali, akhirnya baru kemarin bulan April 2024 saya mampir ke Desa Wisata Penglipuran. Entah mengapa waktu itu sudah dimasukan dalam list destinasi, tapi setiap ke Bali malah lupa.
Jadi pas banget libur lebaran kemarin kami sekeluarga ke Bali, seperti biasa tanpa itinerary. Ke Desa Wisata Penglipuran ini saja, hanya celetukan spontanitas saya saat selesai sarapan. Tapi disambut riang gembira oleh pak suami, lalu siap-siap deh.
Tapi sebelum kita jalan ke Desa Penglipuran, cek-cek dulu di Google Maps. Mau tau seberapa jauh dan nanti setelah dari situ mau sekalian cari tempat makan siang yang nyaman. Sorenya bisa lanjut main ke pantai deh.
Karena tau dari tempat kami menginap ini lumayan ya perjalanannya, jadi jajan amunisi dulu untuk perjalanan. Mampir ke Baked di Berawa, beli es kopi dan croissant.
Lokasi Desa Wisata Penglipuran
Untuk yang belum pernah ke Desa Wisata Penglipuran, ini sekalian saya share juga mapsnya untuk memudahkan teman-teman. Kami pun menuju ke sini dengan berbekal Google Maps sih.
Desa Wisata Penglipuran yang terletak di Jalan Penglipuran, Kubu, Bangli. Taukan ya kalau pakai Google Maps tuh kita suka dikasih jalan-jalan yang ajaib. Kami pun kemarin dikasih jalan ajaib tapi masih oke sih.
Karena musim liburan jadi perjalanan menuju ke Desa Wisata Penglipuran ini juga lumayan ramai. Kirain waktu itu parkirnya hanya dipinggir jalan yang dekat pintu masuk pertama. Eh ternyata ada tempat beberapa tempat parkir, terus pintu masuknya juga banyak ini ya.
Desa Wisata Penglipuran
Namanya juga pergi pas libur lebaran ya bun, jadi keadaan Desa Wisatanya tuh padat kayak gitu. Kaget sih waktu lihat, lalu keinginanku membuat foto keluarga dengan baju adat Bali langsung sirna.
Tentang Desa Penglipuran
Desa yang terkenal di Bali sebagai desa adat yang masih kental dengan budaya tradisionalnya. Jadi desa ini merupakan sebuah desa tradisional yan gterletak di daerah Bangli.
Terkenal dengan keindahan arsitekturnya yang khas, pelestarian budayanya, serta kebersihannya yang luar biasa. Penglipuran sering dianggap sebagai salah satu desa adat yang paling teratur dan besih di Bali.
1. Desa Adat dan Budaya
Masyarakat Desa Penglipuran masih menjalankan adat dan tradisi Bali dalam keseharian mereka. Arsitektur bangunan dan pengelolaan lahannya pun didasarkan pada Tri Harta Karana, konsep filosofi masyarakat Bali mengenai keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia dan lingkungan.
2. Wisata Budaya
Desa Penglipuran merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Bali. Pengunjung bisa menyaksikan langsung kehidupan masyarakat Bali yang masih asli, serta menikmati keindahan arsitektur rumah-rumah tradisional.
3. Hutan Bambu
Saya juga baru tau kemarin itu kalau ada hutan bambunya. Selama ini hanya tau kalau si rumah-rumah adat di Desa Penglipuran saja. Kemarin kita juga sempat jalan-jalan ke hutan bambu.
Jadi memang ini menjadi salah satu tempat yang dapat dikunjungi para wisatawan juga. Karena Desa Penglipuran memiliki hutan bambu yang luas, menjadi salah satu daya tarik juga loh.
Masyarakat di sini percaya bahwa hutan bambu ini ditanam oleh para pendahulu mereka dan dianggap sebagai simbol sejarah desa.
4. Penghargaan sebagai Desa Wisata
Desa Penglipuran ini berhasil mengembangkan pariwisata yang menguntungkan masyarakatnya tanpa menghilangkan tradisi dan budaya mereka. Desa ini juga pernah mendapat penghargaan sebagai desa terbersih dan terlestarikan di dunia.
Arsitektur Desa Penglipuran Sangat Khas
Padahal ini kalau pas tidak ramai dan bikin foto di sini tuh cakep banget loh. Karena lihat dari foto teman-teman dan juga beberapa konten yang saya save di instagram. Yang bikin saya tertarik ke sini tuh karena lihat desain rumahnya yang memang masih khas.
Setiap rumah pasti ada pura kecilnya untuk tempat mereka berdoa. Ini saya sempat foto beberapa rumah karena sambil lewat dan sayang banget kalau gak diabadikan ya.
Pintu masuk rumahnya pun sama semua, yang menarik di setiap pintunya ada tertera jumlah anggota keluarga yang tinggal juga. Ini yang ngeh sebenarnya pak suami sih, karena habis dari sini kami membahas lagi di mobil.
Seru ternyata bermain ke Desa Wisata Penglipuran, berasa jadi masyarakat asli di sana gak sih. Apalagi kalau kemarin kita jadi sewa baju adatnya, tambah menjiwai sekali pasti.
Pengalaman Main ke Desa Wisata Penglipuran
Sampai di Desa Wisata Penglipuran kalau gak salah jam 11.00 WITA deh, karena memang ini spontanitas ya. Jadi kita juga spontan kagetnya waktu sampai sini, ramai sekali bun.
Padahal waktu diperjalanan sempat ngobrol kita foto yuk pakai baju adat Bali. Bunda pun sudah bawa kamera dengan lensa cihuykan ya, demi nanti fotonya proper dan paripurna.
Eehhhh… Pas setelah bayar tiket dan masuk ke dalam area rumah adatnya saya terkezut melihat keramaiannya. Wakakakaa… Ini sih kayaknya rencana bakal bubar jalan, sudah pasti si tuan muda malas ngapa-ngapain.
Sewa Payung
Karena pas sampai sini tuh hujannya lumayan ya, jadi kita sewa dua payung besar. Pikirankan bakal tambah deras ya hujannya, biar nanti gak repot kalau pas hujan.
Eh gak taunya ini hujannya tuh hanya sebentar, habis itu terang benderang tapi yang modelan sumuk gitu. Alhasil kemarin pak suamilah yang bawa payungnya karena dia melihat istrinya rempong wakakaaa…
Jajan Manggis
Tiap rumah yang ada di Desa Wisata Penglipuran ini pasti berjualan, tapi gak semuanya sama sih. Ada yang jual makanan, oleh-oleh, buah dan sampai sewa baju adat Bali.
Kita bertiga jalan dari ujung ke ujung pengin tau ada apalagi, sampai akhirnya saya melewati sebuah rumah yang jualan nenek-nenek dan sepi. Sementara di beberapa rumah lainnya ramai pembeli.
Akhirnya saya melipir sejenak untuk membeli buah manggis, ini karena dari awal lihat di rumah sebelumnya ada manggis jadi pengin beli. Akhirnya saya tanya berapa manggisnya sekilo? Rp 20.000 kata si nenek, saya minta sekilo saja karena niatan bakal makannya sendiri nih.
Membeli Oleh-oleh
Nah… Siapa yang mau beli ini oleh-oleh modelan gini, heheheheee… Ada beberapa rumah yang memang jualannya lengkap banget sih, kayak yang satu ini. Di sini saya sempat membeli baju untuk para keponakan.
Kenapa aku baru sadar pas nulis ini kalau disitu dia jual rambutan, padahal kangen banget ih sama rambutan. Oh ya katanya durian di Desa Penglipuran ini juga juara, setiap rumah ada yang jual durian.
Jajan Gelato
Habis jalan-jalan berkeliling langsung lihat ada yang jual gelato, melipirlah kita sejenak. Saya beli pakai cup dan tuan muda lebih memilih pakai cone. Harga gelatonya Rp 20.000 ini jualnya di depan rumah, jadi sambil nunggu gelato dibuat saya iseng ngintip-ngintip wakakaa…
Di tempat saya beli gelato ini juga menjual berbagai mainan daerah, sayang kemarin pas mau motret tuh sedang ada turis asing yang lihat. Jadi kami berkeliling ke belakang rumah ini.
Ternyata di belakangnya ada restaurantnya, makanannya prasmanan gitu. Kemarin ada beberapa yang sedang makan, padahal seru juga kayaknya makan di situ ya. Karenakan yang masak memang masyarakat asli.
OOTD
Jangan lupa ootd dulu walau tempatnya ramai, pasti bisa ngakalin foto sih. Walau akhirnya kami pun gagal sewa baju dan foto pakai baju adat Bali tapi tetap senang dong akhirnya bisa main ke sini.
Ini tuan muda sudah mulai malas-malasan fotonya karena dia paling gak suka tempat ramai gini. Tapi ini juga sekalian jadi pengalaman baru untuk dia bisa lihat langsung Desa Wisata Penglipuran.
Kalau ditanya bakal ke sini lagi gak? Kalau saya sih yes, siapa tau pas balik lagi ke sana gak seramai pas kemarin libur lebaran ya. Adakah teman-teman yang sudah ke sini? Coba share pengalamannya juga ya di kolom komentar.
Istiana Sutanti says
Akuu pernah ke sini pas gunung Agung erupsi. Sehari setelah sampai Bali, bandara nya ditutup.
Ke sini kosooongg buanget, karena ya itu, bandaranya ditutup jadi belum ada wisatawan masuk ke Bali lagi selain yang emang udah ada di Bali kayak kami.
Pengen ditulis kok ya udah lupa ngapain aja pas ke sana, ahahaha
Chichie says
Nah iya, aku pun lihat beberapa temanku ke sini selalu kosong. Karena ini juga aku memang waktunya lagi libur lebaran jadi sungguh ku tak menyangka seramai ini.
Farida Pane says
Seru juga ya ada desa yang cantik, bersih, dan bisa jadi tempat berbisnis bagi para penduduknya. Suasana jualannya jadi terasa homy banget, kan
Myra (Jalan-Jalan KeNai) says
Ini pertama kalinya saya melihat foto Desa Penglipuran yang suasananya ramai. Sampai saya sempat berpikir, mungkin setiap harinya ada batasan jumlah pengunjung supaya suasana gak terlalu ramai. Berarti memang sama kayak tenpat liburan lainnya, ya. Kalau mau sepi, jangan saat musim liburan.
firsty molyndi says
desa di bali keren abis,. bangunannya itu loh unik2 gak kalah sama korea ya mbak. klo soal makanannya cuma ada gelato aja ya?
Fenni Bungsu says
Wajar sih padat merayap gitu kak, bukan hanya karena libur lebarn aja, tetapi memang karena menawarkan pemandangan alam dan kebudayaan yang unik ya.
Momtraveler says
Sudah sering baca soal desa ni cuma belum kesampean main kesana beneran cantik dan rapi banget ya. Jadi makin pengen kesana apalagi ada gelato juga
HM Zwan says
Pasti kaget banget ya mbk sampe sini rame banget,kebayang bingungnya tapi tetep santai ahaha.. Aku belum pernah mampir kesini pas ke Bali,next pinging kesini, penasaran banget
Dian says
Aku senang kalau jalan jalan ke desa wisata seperti ini
Suasananya asyik
Taoi emang kalau kesini pas nggak musim liburan ya, biar lebih bisa menikmati suasana
Lintang says
Yaa ampunnn seriusan serame ituuuh?? Iya sih kan liburan lebaran. Aku dulu pas sepi baget jadi beneran bisa jalan santuy, foto-foto juga ngga gentian, banyak spot kosong hehehe. Bisa mampir-mampir ke rumah-rumah, ngicip kulinerannya juga ngga ngantri.
Alida says
Kenapa aku bacanya pelipur laraaaa 🙁
Antara ngakak ama salah baca. Hehehe. Warna payungnya cantik. Pas hujan dengan sewa dua payung tetap bisa menikmati wisata ini ya mbaa
Tian Lustiana says
Suka sama gaya arsitekturnya, keren banget yah dan foto able . Kulinernnya pun bikin mupeng nih, semoga bisa kesana untuk menikmati liburan.
Erin Friyana says
Pengin liburan ke Bali lagi, aku masukkan aja ya ini Desa Wisata Penglipuran ke list destinasy. Walau pas momen libur ramai, tapi seru banget pasti berkunjung ke desa adat yang masih kental dengan budaya Balinya.
lendyagassi says
Emang kalo lagi panas-panasnya, tus mendadak ujan, mendadak di luar rencana, rasanyaaa so awkward yaa..
Mau ngapain jadi bingung yaa.. Hehe, beneran kalo ke Bali tuh kudu banget pakai baju adatnya. Karena secantik ituu budaya Indonesia. Tapi kalo si ogoh-ogohnya suka ngagetin.. aku shik shak shock deh..
Andiyani Achmad says
foto gelatonya berhasil membuatku salah fokus, wah seperyinya enak bange dan seger sih itu, btw desa wisata penglipuran memang mempesona banget ya buat wisatawan