Menutup bulan Agustus 2021 dengan cerita pemulihan pasca Covid, yang perlu diingat adalah setiap orang memiliki kesehatan berbeda. Mungkin apa yang saya alami belum tentu dialami oleh penyintas Covid-19 juga, bahkan pak suami pun berbeda dengan saya. Oh ya, saya sempat cerita juga tentang keluarga kami yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Tapi kali ini saya akan bercerita tentang pasca pemulihan yang hampir satu bulan sesuai dengan prediksi dokter saat saya video conference saat memberitahukan hasil PCR pertanggal 16 Juli sudah negatif. Tapi ternyata walau sudah negatif tapi masih ada sisahnya nih viru. Setiap orang pun pemulihannya gak sama ya, ada yang cepat, ada yang lama, dan bahkan ada yang mengalami long covid.
Karena kemarin saya disambangi oleh varian delta jadi benar-benar berjuang banget sih, mungkin juga ini karena kondisi tubuhku saat itu sedang tidak prima (bagaikan atlet ceritanya). Walau sesungguhnya sudah mencoba untuk tetap berfikiran positif dan semangat sembuh tapi namanya manusiakan pasti ada saja melownya. Apalagi begitu banyak orang yang sayang terhadap saya dan keluarga. Ini menjadi salah satu semangat saya kemarin.
Selama satu minggu saya mengalami naik turun saturasi, yang sudah dibantu dengan oksigen selama kurang lebih satu minggu. Kalau dipikir lagi bisa sehat seperti sekarang ini merupakan kesempatan untuk saya agar lebih berhati-hati termasuk dalam menjaga kesehatan. Manusia hanya bisa berencana tapi Allah penentu segalanya.
Gejala Covid-19
Sebenarnya relatif sama tapi terkdang setiap orang juga bisa beda-beda ya. Gejala yang saya alami saat Covid-19:
- Demam hanya hari 1-2 kedua tidak pernah lebih dari 39
- Tenggorokan sakit seperti sedang radang
- Batuk
- Mual dan muntah hari ke 4-9 kalau gak salah
- Buang-buang air
- Sesak nafas
- Lemas, bahkan bagaikan kaki tak menapak lantai kalau jalan
Selam sakit saya isoman di rumah dengan kebutuhan yang alhamdulillah tersedia semua di rumah. Selama hampir 22 hari saya melakukan isoman, kenapa gak ke rumah sakit? Udah mencoba bun tapi apa daya karena pada saat itu sedang gelombang dua dan saya tidak bisa dapat kamar bahkan antrian di IGD pun tak terkendali.
Yang Dilakukan Saat Pemulihan
Pemulihan setiap orang ini berbeda-beda karena tergantung dari kondisinya saat terpapar, sama seperti saya dan suami pun memiliki pemulihan yang berbeda. Pak suami lebih cepat pemulihannya dibandikan dengan saya sendiri. Anak saya pun juga, bahkan dia tidak sampai 14 hari saat terpapar, karena imunnya masih bagus menurut dokter anaknya.
Tapi sudah pasti para penyintas covid itu akan merasakan lelah setelah sembuh dari Covid, ini pun yang saya rasakan. Bahkan saat pemeriksaan terakhir dengan dokter pun sudah diberitahukan bahwa untuk kondisi sepertiku ini butuh 1-2 bulan untuk pemulihan. Bisa lebih cepat itu sangat bagus sekali.
Pemulihan itu sebenarnya tergantung pada diri kita sendiri, bagaimana kita menyayangi kesehatan kita sendiri itu penting, selain itu selalu berfikiran positif. Beruntung saya selalu didukung oleh keluarga dan teman-teman yang sangat menyayangi saya. Ini pun menjadi kesempatan untuk saya agar lebih menyayangi kesehatan saya.
Jujur ya, waktu hasil PCR sudah negatif pun nafas saya masih pendek, mudah lelah sudah pasti bahkan kalau habis turun tangga di rumah ngos-ngosan bun. Heheheheheee… Tapi bukan berarti kita tidak boleh beraktivitas sama sekali.
Beberapa Aktivitas Saya Saat Pemulihan
- Berjemur setiap jam 08.00 pagi menatap si matahari sambil mengajak ngobrol tanaman di teras rumah, menyapa hangatnya pagi.
- Olah raga pernafasan, dari video yang diberikan dokter dan saya juga lihat dibeberapa akun youtube juga sudah banyak yang share juga.
- Konsumsi vitamin secara rutin, terutama vitamin D karena biasanya penderita covid kekurangan vitamin D
- Makan-makanan yang sehat, selama sakit dan pemulihan saya tidak konsumsi goreng-gorengan, makanan manis.
- Isitrahat cukup sesuai dengan anjuran dokter, jadi rajin tidur siang saya saat pemulihan.
Saya berusaha tetap bergerak walau di rumah, karena takut pembekuan darah. Iya soalnya beberapa teman yang sudah terpapar lebih dulu menyarankan tetap olahraga walau ringan. Tapi jangan diforsir ya, karena bahaya juga nantinya apalagi yang sempat mengalami gejala berat seperti saya kemarin itu. Berasa banget soalnya saat pemulihan.
Saya sekeluarga juga menjalani pemeriksaan post Covid, pemeriksaan ini berguna mengetahui sejauh mana kondisi kesehtan kita setelah terkena Covid. Saya melakukan tes ini sebulan setelah dinyatakan positif. Kenapa lama banget? Nanti saya ceritain ditulisan selanjutnya ya.
Semoga teman-teman selalu dalam sehat ya.
Pungkas nurrohman says
Ngeri juga ya, saya kira klo sudah terpapar hanya tepar cuma 14 hari. Eh ternyata sampai beberapa hari. Semoga lekas pulih bu.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
Iya ada yang lebih dari 14 hari, apalagi saya kemarin lumayan berat kenanya.