Sabtu, 5 September 2015 sampai di Jogjakarta tepat pukul 7.00 pagi. Nunggu dijemput sama tante yang sekalian mau anterin mobil yang akan dipakai selama jalan-jalan di Jogja.
Dari bandara Adi Soetjipto kita semua langsung menuju Pawon Cokelat Guesthouse yang terletak di jalan Sosrowijayan. Tempatnya gak jauh dari stasiun juga dan kalau mau ke Malioboro tinggal jalan doang.
Disekitarnya juga banyak jajanan, yang paling penting banyak jajanan dan mini market. Sesampai di Pawon Cokelat titip tas dan koper yang kami bawa, karena hari pertama sesuai denganjadwal akan ke Gunung Merapi untuk Lava Tour.
Yang unik dari Pawon Cokelat adalah dia memiliki tembok yang bergambarkan map kota Jogjakarta dan didalamnya map menuju Pawon Cokelat dari beberapa jalan. Tembok ini terdapat disamping lobby yang mengarah ke mini lounge, tepat didepan pintu gerbang untuk motor, kurang rasanya kalau tidak mengabadikan foto ditembok ini.
Area Lobby Dengan Sentuhan Jaman Dulu
Mudah sekali menemukan Pawon Cokelat, setelah berjalan memasuki gang kecil akan menemukan pintu ini dan ada tulisan PAWON COKELAT Guesthouse.
Benar-benar beda dengan beberapa guesthouse yang aku lewati atau yang aku pernah tau. Dengan sentuhan tema unfinish ini benar-benar membuat aku jatuh cinta waktu pertama kali melihat langsung.
Didepan meja resepsionis terdapat kursi berwana hijau dengan model yang vintage membuat area ini sangatlah berasa Jogjakarta. Kebetulan memang aku juga sangat menyukai kursi-kursi model lama seperti ini, karena antik.
Malam pertama di Pawon Cokelat aku dan beberapa teman duduk-duduk disini untuk mengobrol sampai jam 1 pagi, selain itu kita juga bertemu dengan Nadya dan Nisha dari Singapore yang sedang berlibur di Jogjakarta dan kami mengajak mereka untuk ngobrol dilobby.
Tempat Breakfast
Ini area breakfast dan biasanya pun jadi area kami berkumpul kalau sedang tidak ramai. Menu makanannya request setiap hari, nanti akan ada penjaga guesthouse yang menanyakan.
Ini kalau difoto dari lantai atas kayak gini nih, nah itu ada penampakan piring-piring bekas pada selesai sarapan. Disini tuh enak makanannya masakan rumahan. Aku pesan nasi goreng dan mie goreng waktu itu, karena kita ada 2x sarapan.
Di Pawon Cokelat terdapat free hot tea and hot coffee selama 24 jam, jadi gak usah bingung kalau mau ngobrol sambil ngetah atau ngopi disini, dan pelayanannya pun ramah. Setiap malam ada 2 mas-mas yang jaga dan mereka sangat ramah.
Kamar Tidur
Beberapa lorong dan view lantai 2, kebetulan aku dan semua teman mendapat kamar di lantai 2. Kami menyewa 4 kamar, 5, 6, 8 dan 10. Masing-masing kamar memiliki tempat yang sama kecuali kamar no 10 agak sedikit besar dan terdapat bukaan jendela seperti balkon.
Kamarnya pun enak kalau kataku, bersih dan furniturnya memang kayu. Menambah kesan rumah jaman dulu banget sih ini. Dalamnya memang tidak besar tapi cukup lumayan.
Kamar mandinya pun bersih, dapat handuk juga. Sprei dan sarung bantalnya pun bersih dan wangi loh.
Cocok banget memang untuk traveler dan menginap bersama teman. Bukan berarti keluarga tidak cocok tapi kalau punya anak kecil yang lagi aktif kamar ini agak sempit untuk lari-larian.
Tapi aku suka kamarnya, bersih, nyaman dan wangi. Temboknya pun menggukanan bata ekspose berwarna putih, furnitur dengan sentuhan scandinavian, dinding yang di cat terlalu tipis ini membuat Pawon Cokelat berbeda dengan yang lain.
Leave a Reply