Tantangan banget nih sekarang semenjak saya mulai melepaskan embel-embel “working mom” dan sekarang saya memilih menjadi freelancer. Walau terkadang tugas rumah dikerjakan sama si mbak yang datengnya seminggu hanya beberapa kali dan itu juga dia hanya setrika dan cuci baju.
Setelah resign dari kantor kemarin, banyak sekali yang bertanya-tanya kemana saya selanjutnya? Dan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan atau statement tentang ibu bekerja dan dirumah, come on ibu dirumah dan bekerja sama saja untuk saya karena keduanya juga punya andil yang sangat besar untuk anak-anak dan suami.
Walau setelah saya resign dan tidak sepenuhnya saya selalu berada dirumah setiap hari. Terkadang saya juga masih menerima ajakan untuk mengerjakan beberapa project dengan klien-klien, yang sampai sekarang terus berhubungan baik.
Selain itu juga undangan-undangan dari brand untuk acara mereka dan mengerjakan workhop photography bersama team Winda Moto. Nah kan berasa nih bedanya saya dulu bekerja dengan saya sekarang. Sekarang mengandalkan laptop setiap harinya dan informasi apapun dari dunia digital yang dulu waktu semasa kerja tidak pernah saya lakukan.
Seperti sekarang ini saya lebih sering mengambil kerjaan yang bisa saya kerjakan dirumah. Seperti foto produk dan review produk, menurut saya kedua kerjaan ini masih bisa dikerjakan dirumah.
Kecuali memang harus foto diluar atau datang ke acara launching produk, ini beda sih. Kalau dirumah bisa sambil main sama Kelvin, menyiapkan makan dan bisa tidur siang bareng. Lalu bagaimana saya menyiasati bersih-bersih rumah atau mengerjakan tugas rumah lainnya.
Kerjaan Rumah Berasa Gak Habis-habis
Pernah gak sih para ibu-ibu suka merasa “kok kerjaan rumah gak habis-habis?”. Ini suka terjadi pada saya, dimana saya tidak menggunakan asisten rumah tangga dan sekarang ini saya sedang balik lagi tinggal sama mamah semenjak anak kami satu-satunya lahir.
Apalagi sekarang mas Kelvin sudah berumur empat tahun dan sudah sekolah, walau kadang semua kerjaan beberes rumah bisa dikerjakan saat dia ke sekolah tapi entah mengapa tangan gak mau diem. Apalagi kalau mas Kelvin sudah mengeluarkan semua mainannya, berasa ada pasar malam dirumah. Hahahahahaa…
Demi terciptanya suasana rumah yang adem, kece dan nyaman nih ya walau saya gak pernah posting isi rumah saya di instagram. Karena saya takut masuk tipi (pede banget…..) ditambah emang isi rumahnya juga masih kosonglah.
Kadang daripada kita ngedumel sendiri sama kerjaan rumah nih, saya dan suami suka berbagi… Berbagi kerjaanlah apalagi kamai tidak menggunakan asisten rumah tangga.
Daily Routine
Bangun pagi ngapain? Ngecek handphone dulu biasanya, habis itu sholat trus sudah harus nyiapin perlengkapan ayah dan mas Kelvin. Keperluan sekolah mas Kelvin kalau bekal alhamdulillah di sekolah disediakan. Semua murid harus makan dengan makanan yang sama dari sekolah, jadi setiap hari yang dibawa hanya cemilan untuk selingan belajar disekolah.
Karena menyapu dan mengepel sudah dikerjakan malam hari, jadi kadang pagi tinggal mikir nih “masak apa ya hari ini?”. Terus tinggal ngubek kulkas deh ngeliatin isian kulkas ada apa saja terus kalau mau serius masaknya buka aplikasi Cookpad deh. Banyak resep kece disana tapi jadi bikin siwer jadi banyak yang mau dimasak.
Sambil nunggu mas Kelvin pulang biasanya sambil browsing-browsing atau kalau pas nerima foto produk dirumah langsung gelar studio odong-odong dulu karena kalau tuh studio dogelar begitu Kelvin pulang mah kelaaaaarrrrrrr…
Sebenarnya daily routine saya sama persis sama kebanyakan ibu-ibu lainnya. Jika sudah dirumah saya kembali lagi menjadi seorang ibu yang wajib bertanggung jawab akan keluarganya.
Karena peranan ibu dirumah sungguh luar biasa, luar biasa heboh akan kerempongannya jika dikerjakan tanpa asisten rumah tangga. Bener gak? Karena berdasarkan survey teman-teman saya yang tanpa dan menggunakan asisten rumah tangga sangat berbeda sekali.
Pembagian Tugas Dengan Suami
Nah ini yang paling saya suka nih, karena apa? Kalau weekend ayahnya yang mengurus mas Kelvin. Mulai mandiin, makan, main dan ngajak jalan-jalan. Ini bukan berarti kalau hari biasa suami saya gak main sama anak ya.
Kalau hari biasa pulang kerja malam dan jam main mepet sama jam tidurnya mas Kelvin jadi dia berinisiatif pegang mas Kelvin setiap weekend.
Kami sudah sepakat semua kebutuhan dirumah saya yang pegang walau kadang misal saya suka ada kerjaan diluar rumah. Pada hari kerja pun sebisa mungkin urusan dalam negeri dirumah sudah beres jadi saya gak was-was ninggalinnya.
Apalagi kalau weekend jika saya mengikuti workshop atau talkshow diluar rumah sudah pasti ayah menjaga mas Kelvin seharian penuh. Begitu juga dengan menyiapkan semua kebutuhannya.
Walau kadang nih ya masih suka ngirim whats app “bun mas Kelvin boleh gak makan ini?” Padahal saya membolehkan anak saya makan apapun kecuali makanan mengandung mecin atau junkfood.
Suami saya juga suka andil dalam pekerjaan rumah, kadang dia yang ngepel, atau kadang dia inisiatif masak nasi, dan dia juga jago loh masak. Bikin masakan-masakan Jepang, karena almarhum mertua saya orang Jepang.
Jadi sebelum menikah dia diajarkan memasak beberapa menu. Saya sendiri jarang masakin makanan Jepang malah lebih sering ngajak ke resto Jepang dong.
Kalau ditanya apakah ini semua adil? Ya adilah karena baik saya dan suami sudah pada porsinya masing-masing dalam mengurus dan membagi proporsi tugas dirumah, walaupun nih saya sudah berapa tahun ya sudah gak pernah lagi ngedate ke bioskop atau hanya ke coffee shop berduaan karena bertiga untuk kami adalah waktu yang sangat berharga.
Thanks mbak PUTY dan MAMAMOLILO yang sudah selalu ngasih sharingnya di instagram dan blog kalian berdua benar-benar menginspirasi saya dan jutaan ibu lainnya.
Leave a Reply