
Wah akhirnya setelah 8 bulan saya berada di rumah, ini pertama kali mencoba untuk makan siang di resto. Tapi kali ini saya memang selektif sekali memilih resto untuk makan siang dan pilihnya yang menerapkan protokol kesehatan. Plataran Dharmawangsa jadi pilihan kami untuk bertemu.
Hari Kamis minggu lalu, saya, mam Rika, mam Tika dan mbak Gita makan siang di Plataran Dharmawangsa dan kita sudah reservasi sebelumnya. Kebetulan jarak dari rumah untuk ke Dharmawangsa gak jauh jadi waktu itu saya memutuskan naik taksi kesana, sekalian lepas kangen sama taksi burung biru.
Nah ini, saya juga pilih taksi karena dengan pertimbangan juga. Pandemi ini memang membawa perubahan dalam kehidupan, semoga pandemi lekas pergi jauh ya dan tak kembali lagi.
Sampai Plataran Dharmawangsa jam 11.05 saya sampai berbarengan dengan mam Rika juga. Masya Allah beneran kangen deh karena sudah lama banget gak ketemu, biasanya suka ketemu untuk sekedar ngopo atau coffee hoping. Kalau kesini jangan lupa reservasi dulu ya, soalnya kemarin kita ditanya “sudah reservasi?”.
Pastikan Protokol Kesehatan

Karena sekarang ini kita masih hidup berdampingan dengan pandemi, saya lebih saran kalau mau makan di resto tuh harus pastikan dulu dengan protokol kesehatan yang mereka jalani.
Minimal cek dulu dari media sosialnya, sekarang ini instagram yang lebih banyak digunakan. Biasanya pemilik usaha akan selalu update tentang kondisi resto mereka di media sosial.

Sekarang ini gak pemeriksaan suhu tubuh memang sudah menjadi kewajiban disemua tempat. Begitu juga dengan Plataran Dharmawangsa, sebelum masuk ke dalam nanti kita akan disambut oleh petugas yang sudah berjaga di depan.
Pemeriksaan suhu disini dilakukan dengan menggunakan kamera pendeteksi suhu tubuh yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Pengukuran tubuh menggunakan kamera ini jauh lebih akurat karena pengukurannya tepat pada kening dan kelenjar air mata.
Waktu saya melakukan pengukuran suhu tubuh saat itu 36.1 dan disini kalau tamu yang boleh masuk dengan suhu tubuh dibawah 37.3 derajat celcius. Setelah melakukan pengukuran suhu tubuh bergeser kesebelahnya untuk memakai hand sanitizer dan saya lebih memilih yang automatic dong.
Selain itu tamu juga wajib menggunakan masker. Kalau makan ke resto gini apalagi bukan dengan orang yang serumah kalian juga harus memastikan siapa teman atau kerabat yang makan bersama kalian. Jangan khawatir, disini aksesnya selain eksklusif juga privat tentunya.
Sambil menunggu makanan datang kemarin petugas resto Plataran Dharmawangsa meminta kami untuk mengisi data yang akan digunakan tracing terhadap pengunjung mereka. S
elain itu pengunjung hanya dibatasi 40% saja dari jumlah kapasitas biasanya, makanya kemarin gak terlalu ramai bahkan sepi sih karena memang pembatasan dilakukan sesuai dengan protokol Plataran.
Menu Makan Siang di Plataran Dharmawangsa

Untuk urasan pilih menu makan siang, kita serahkan semuanya ke mam Rika jadi saya tinggal terima beres. Biasanya kalau makan siang kita pilih nasi putih tapi kali ini pengen yang beda.
Kita pilih mencoba Nasi Goreng Kecombrang. Menu pendampingnya Shimeji Telur Asin, Bola-bola Cokro, Gurame Telur Asin, Ayam Dharmawangsa, Dendeng Batokok, Tahu Telur Asin dan Iga Asam Sunti.
Kalau saya tuh apapun makanan yang menggunakan telur asin pasti senang banget deh. Makanya kemarin senang banget kalau menunya rata-rata yang dipesankan menggunakan telur asin.
Kalau soal rasa sih gak usah ditanya lagi ya, Plataran Dharmawangsa itu selalu enak makanannya.






Ini tuh yang gak berhenti saya kunyah si tahu telur asin karena crunchy banget dan pas banget rasanya. Sayang ini kemarin lupa mau moto Shimeji Telur Asin karena ini juga enak kalau untuk dicemilin doang.
Untuk yang suka makan Dendeng Batokok harus banget nih cobain dendengnya Plataran Dharmawangsa karena beneran enak dan cruncy.
Kemarin tuh pertama kali nyobain si Bola-bola Cokro, yang rasanya kalau menurut saya tuh mirip banget dengan otak-otak cuma bedanya ini tuh di goreng gitu.


Selesai makan hidangan utama, setelah itu kita minta petugas resto mengeluarkan hidangan penutup. Waktu petugasnya bawain ke meja kita tuh, saya kira ini es kelapa dong karena sudah pas emang sama cuaca siang yang lumayan lagi terik banget untuk minum es kelapa.
Ternyata yang didalam kelapa itu adalah Jelly Kelapa, hehehhee… Tapi beneran segar sekali sih karena dingin dan tentunya enak. Selain itu ada juga Pisang Bakar Plataran, kalian kalau ke Plataran cobain deh Pisang Bakarnya ini seriusan enak karena ada kejunya gitu. Kayaknya kemarin saya yang paling banyak makan pisang bakarnya.
Area Plataran Dharmawangsa Banyak Spot Fotonya






Saya tuh paling suka deh kalau ke resto tuh yang luas dan ada tamannya kayak di Plataran Dharmawangsa ini. Karena bisa sekalian foto juga, kemarin saya sempat foto beberapa spot disana dan kita juga foto-foto dengan bantuan monopodnya mam Rik sama dibantu petugas yang sedang ngasih makan burung dara.
Oh ya kemarin kita berempat makannya ambil area outdoor sebelah kiri kalau dari pintu masuk Plataran. Kalau teman-teman sudah ada yang mencoba makan di luar rumah seperti saya? Apa sih biasanya yang menjadi pertimbangan untuk memutuskan makan di resto saat pandemi seperti sekarang ini?

Salah satu teman saya bilang “sesekali keluar rumah untuk bersosialisasi tidak ada salahnya yang penting dengan jumlah orang yang tidak banyak dan tetap patuhi protokol kesehatan”.
Saya pun masih merasakan takut dan cemas kok kalau keluar rumah, walau keluar rumah saya tetap mematuhi protokol kesehatan.
Leave a Reply