Fase kehidupan seorang anak dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun, yang biasa disebut dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan. 1000 Hari Pertama Kehidupan sangat penting karena seluruh organ penting dan sistem tubuh mulai terbentuk dengan pesat.
Dua tahun pertama kehidupan merupakan masa emas yang dapat terganggu jika ada masalah saluran cerna. Anak terutama bayi yang baru lahir belum memiliki saluran cerna yang berfungsi secara optimal. Karena itu pada beberapa bayi sering mengalami gangguan saluran cerna pada minggu-minggu awal kehidupannya.
Jika masa emas itu terjaga dengan baik maka manfaat optimal terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik ) berat dan tinggi badan), perkembangan kognitif (bahasa, atensi, IQ), serta perkembangan emosi dan sosial (mengontrol emosi, adaptasi perilaku, interaksi sosial).
Sedangkan jika masa emas tidak terjaga maka anak akan sering mengalami infeksi sehingga akan kehilangan kesempatan memanfaatkan masa emas tersebut. Hal ini tentu harus dihindari oleh para orangtua.
Dua tahun pertama kehidupan juga disebut periode rentan, sebab pada periode tersebut anak telah terpapar oleh ribuan bakteri dan zat asing lainnya sedangkan sistem organ tubuh belum berkembang atau berfungsi secara optimal. Akibatnya anak mudah mengalami gangguan fungsional dan juga mudah sakit.
Dua Jenis Gangguan Saluran Cerna Pada Bayi dan Anak
Anak-anak dibawah usia 2 tahun lebih sering mengalami gangguan pencernaan, biasanya ini ditandai dengan diare, mual, munta hingga sembelit, yang dapat mengganggu pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisiknya.
Dua jenis gangguan yang umum terjadi pada saluran cerna bayi dan anak adalah:
- Alergi susu sapi / Cow’s Milk Allergy (CMPA).
- Gangguan saluran cerna fungsional / Functional Gastrointestinal Disorder (FGID)
Alergi merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi pada anak. Meskipun dipengaruhi oleh faktor keturunan, peran lingkungan dalam perjalanan alergi tidak dapat diabaikan. Banyak hal yang terdapat di lingkungan, baik itu makanan, debu, serangga, asap rokok, jamur, hingga suhu dingin sekalipun dapat mencetuskan alergi.
Gangguan saluran cerna fungsional (FGID) adalah gejala saluran cerna kronis (terjadi jangka panjang) maupun rekuren (terjadi berulang) yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya baik secara struktur maupun biokimia.
Gangguan Saluran Cerna Fungsional
Gangguan saluran cerna fungsional terjadi secara alami karena organ tubuh manusia belum optimal pascalahir. Seiring dengan bertambahnya usia, setiap organnya akan bertumbuh dan berfungsi dengan baik.
Jenis-jenis gangguan saluran cerna fungsional yang paling umum:
Gangguan saluran cerna fungsional pada umumnya disebabkan oleh berbagai hal kompleks yang saling berinteraksi, yaitu:
- Faktor biologis
- Psikpsosial
- Lingkungan maupun budaya
Seperti yang dikatakan oleh dr. Frieda Handayani, SpA(K) seorang dokter spesialis anak dan konsultan gastrohepatologi, bahwa gejala gangguan saluran cerna fungsional bisa bervariasi mulai dari kolik, gumoh, hingga konstipasi. Ketiganya bisa terjadi dalam rentang usia yang berbeda-beda dengan gejala yang berlainan juga.
1. Kolik
Kolik infantil merupakan perilaku bayi berupa menangis, tidak tenang, dan rewel secara berulang dan dalam waktu yang lama, yang dilaporkan oleh orangtua atau pengasuh tanpa alasan yang jelas atau tidak bisa dicegah.
2. Gumoh
Gumoh atau Regurgitasi adalah dikeluarkannya isi refluks dari kerongkongan ke dalam rongga mulut dan kemudian dikeluarkan dari rongga mulut. Gumoh terjadi karena fungsi motilitas saluran cerna bayi belum berkembang dengan sempurna.
3. Konstipasi
Konstipasi adalah kesulitan atau jarang buang air besar yang terjadi selama setidaknya dua minggu. Konstipasi cukup sering terjadi sekitar 5-30% keluhan anak yang menyebabkan orangtua membawa anaknya berobat ke dokter.
Kontipasi diklasifikasikan menjadi 2:
- Konstipasi fungsional yang sebagian besar dialami anak (belum tentu bahaya)
- Konstipasi akibat kelainan organ, konstipasi yang disebabkan oleh gangguan organ (berbahaya)
Mengenal Apa Itu Alergi
Alergi tak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga bisa menyerang anak-anak dan bayi. Sebagai orangtua, penting untuk mengetahui alergi apa yang dimiliki si kecil dan apa pemicunya.
Alergi adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunitas tertentu. Penyebab alergi disebut dengan alergen. Ada beragam pemicu dan ciri alergi pada anak dan bayi, gejala yang ditimbulkan juga tergantung pada pemicunya.
Alergi susu sapi terjadi karena adanya reaksi sistem kekebalan tubuh pada anak dengan protein yang terkandung di dalam susu sapi. Jenis protein yang paling sering menyebabkan alergi adalah whey dan kasein. Bayi yang mengalami alergi bisa saja alergi terhadap salah satu kedua protein tersebut.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala alergi susu sapi terbagi dalam dua, yaitu anak yang sedang menerima ASI Eksklusif dan anak yang mengonsumsi susu formula. Untuk anak yang sedang minum ASI Eksklusif, alergi bukan disebabkan oleh ASI tetapi makanan yang ibu konsumsi sehingga berpengaruh pada kandungan susu di dalam ASI.
Hal ini pun pernah terjadi pada saat saya masih memberikan ASI Eksklusif terhadap anakku, karena saking semangatnya memberikan ASI jadi suka kebablasan makan dan minumnya. Seingatku yang sering saya konsumsi dulu itu makanan dan minumam mengandung dairy. Jadilah saat itu anakku mengalami alergi.
Hubungan erat antara alergi susu sapi dan gangguan saluran cerna:
- Anak dengan alergi susu sapi sering mengalami lebih dari satu gejala; di kulit (kemerahan, pembengkakan di mata/bibir), di saluran nafas )batuk, bersin, hidung berair), saluran cerna seperti gumoh, muntah, diare konstipasi, anemia, darah pada feses dan umum (kolik).
- Gejala alergi dapat terjadi di saluran cerna dan gejalanya mirip dengan gejala gangguan saluran cerna fungsional.
Gejala gangguan saluran cerna dapat merupakan manifestasi alergi, bagaimana orangtua dapat membedakannya?
- Harus memperhatikan gejala-gejala yang ada
- Dikonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat
- Sebab gejala gangguan saluran cerna fungsional dan alergi bisa mirip.
Gejala Alergi Susu Sapi
Sebagian orang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami alergi susu (rentan) dibanding dengan orang lain. Faktor risiko yang dapat menjadi pemicunya antara lain:
- Terdapat riwayat alergi pada anggota keluarganya, misalnya asma, eksim, rhinitis atau hay fever.
- Usia bayi dan anak-anak lebih mudah mengidap alergi susu, karena sistem pencernaan yang belum sempurna. Namun, kondisi ini akan membaik seiring pertambahan usia dan kematangan saluran pencernaan.
- Terdapat riwayat dermatitis atopik atau peradangan kulit yang disebabkan alergi pada anak.
- Mengidap alergi pada makanan atau minuman lain yang umumnya berkembang setelah alergi susu timbul.
Penyebab alergi susu adalah terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh pengidap yang salah mengidentifikasi protein pada susu sebagai zat yang membahayakan tubuh. Hal ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi Imunoglobilin E atau menetralkan zat pemicu alergi tersebut dan melapaskan histamin ke dalam darah, sehingga menimbukan gejala alergi susu.
Berikut gejala alergi di saluran cerna:
- Naiknya asam lambung ke tenggorokan secara berulang
- Muntah, diare atau sembelit, dan darah pada feses
- Anemia defisiensi besi
- Pilek, batuk dan kronik
- Kolik persisten (lebih dari 3 jam perhari perminggu selama 3 minggu)
- Gagal tumbuh karena diare dan anak tidak mau makan
Akibat jika gangguan saluran cerna fungsional dan alergi tidak tertangani (dampak pada anak):
- Dapat memberikan dampak kurang baik kepada kesehatan anak di masa akan datang bila tidak ditangani dengan tepat.
- Karena mengganggu kualitas hidup seorang anak dan mengganggu proses tumbuh kembangnya.
- Oleh karena itu, promotif dan preventif menjadi hal yang sangat penting, apalagi bila dilaksanakan sejak dini.
Dampak gangguan cerna fungsional atau alergi tidak tertangani dengan baik pada orangtua:
- Orangtua tentu kuatir jika anaknya tidak sehat
- Orangtua bisa mengalami rasa bersalah, frustasi, stress, kecemasan bahkan bisa depresi.
Beberapa contoh red flags:
- Gangguan pertumbuhan (berat badan, tinggi badan tidak sesuai)
- Muntah darah
- Masalah makan
- Gangguan pada organ
- Dan lain-lain tergantung dari jenis penyakitnya
Tips Mengatasi Alergi Susu Sapi pada Anak
Jika anak mengalami gejala alergi susu sapi setelah meminum susu, terutama jika masalah ini sudah terjadi cukup lama, membuat berat badannya berkurang atau hingga menyebabkan anak mengalami gangguan tumbuh kembang. Orangtua disarankan untuk segera membawanya ke dokter.
Untuk menentukan diagnosis alergi susu sapi dan mencari kemungkinan penyebab alergi lainnya pada anak, dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang, seperti tes darah dan tinja, serta tes alergi.
Waktu anakku mengalami alergi susu sapi hal yang paling utama saya lakukan adalah menghentikan makanan dengan mengandung susu sapi, memang agak sulit sebenarnya waktu. Tapi karena semua dilakukan demi kebaikan anak, maka perlahan alergi itu hilang.
Karena balik lagi bahwa alergi susu sapi yang dialami anakku pada saat masih bayi merupakan dari makanan yang saya konsumsi sendiri. Jadilah ini pencetus si alergi susu sapi pada anakku.
Jika si kecil sudah minum susu formula dan mengalami alergi karena mengonsumsinya makan ini harus dihentikan dan ganti susu yang dikonsumsi dengan susu formula yang sudah diolah dengan dari kacang kedelai.
Pentingnya Kesehatan Perut Si Kecil
Perut memiliki peran yang penting dalam tumbuh kembang si kecil. Tidak hanya berfungsi sebagai pencernaan, perut juga memberikan banyak kehebatan bagi si kecil.
- Pencernaan nyaman, perut sehat berfungsi dengan baik sehingga tidak menggangu aktifitas anak
- Penyerapan nutrisi, perut sehat dapat membantu penyerapan nutrisi keseluruh tubuh sebagi sumber energi dan pembentukan sel
- Pencernaan lancar, perut sehat membuat saluran cerna berfungsi dengan baik sehingga pola BAB si kecil jadi lebih baik
- Perlindungan alami, sel perlindungan tubuh alami di perut sehat
- Tumbuh kembang optimal, nutrisi untuk tumbuh kembang optimal didapatkan dari perut yang sehat
- Cepat tanggap, 100 juta sel syaraf terdapat dalam perut sehat membawa informasi ke otak
- Suasana hati, 90% hormon seretosin yang mengatur suasana hari diproduksi dalam perut sehat
Kapan Anak Harus ke Dokter?
Jika mengalami tanda dan gejala alergi susu diatas, segera bicarakan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat. Deteksi dini alergi susu sapi dengan menggunakan Allergy Tummy Checker
Bibi Titi Teliti says
Untungnya dengan ada edukasi seperti ini para ibu-ibu mulai sadar bahwa ternyata ada yang namanya alergi susu sapi yaah, dulu mah disangkanya karena emang anak rewel aja. Kalo udah tahu kendalanya jadi lebih mudah untuk cari solusinya kan yaaah
Semoga anak-anak kita sehat terus yaaah
Eviindrawanto.Com says
Saya punya keponakan yang anaknya alergi susu sapi. Awalnya dia tidak tahu bahwa gejala-gejala seperti yang disebutkan dalam artikel ini, adalah gejala karena minum susu. Setelah beberapa kali ke dokter baru ketahuan deh..Jadinya dia sekarang menghentikan semua produk yang berkaitan dengan susu sapi untuk anak-anaknya
diane says
Penting banget nih mengenal gejala gangguan seputar pencernaan…terutama pada anak ya.. Biar kita gak panik kalo pas ada gejala…dan lebih tepat dalam penanganan
Icha Faizah says
Beragam ya ternyata masalah saluran cerna pada anak.
Anakku yg under 2 yo cukup sering sembelit, biasanya gara-gara kebanyakan serat. Berarti itu masuknya yg fungsional, ya? Karena masih ASI sih sampe sekarang.
Rach Alida Bahaweres says
gejala alergi susu teryata tak hanya muncul di kulit saja ya, mba. Di Saluran cerna juga teryata bisa juga muncul alergi susu
Keke Naima says
Terkadang para ibu suka jadi panik kalau anak udah ada alergi. Termasuk bila anak ada alergi susu sapi. Untungnya sekarang banyak diinformasikan tentang alergi susu sapi pada anak. Jadi bisa lebih tetang kalau menghadapi masalah ini.
nurul rahma says
Owalaa ternyata gejalanya mirip ya
Pantesan tidak sedikit buibu yg kelimpungan, karena membedakannya rada sulit.
Alhamdulillah, artikel ini mencerahkan banget!
Ratna Kirana says
Karena dalam persiapan memiliki anak, info kaya gini langsung dicatet nih. Ternyata banyak ya tipe gangguan saluran cerna yang bisa dialami anak.
Mei Daema says
saya sering mendapati anak kecil mengalami kolik, kontipasi ataupun gumoh. dan saya baru tahu penyeba-penyebabnya, ilmu yang sangat bermanfaat buat saya calon ibu, sehingga jadi tahu penanganan dan antisipasinya termasuk disebabkan alergi susu
Tira Soekardi says
makasih sahringnya, anakku dulu ya sering ebrmasalah saluran pencernaanya
Aliyatus sa'diyah says
terima kasih sharingnya mbak emang penting banget ya ibu tahu gangguan pencernaan pada anak karena besar kemungkinan juga mempengaruhi pertumbuhannya
Diah Alsa says
masalah pencernaan ini yang sering bikin was-was ya Mbak.
bayiku pun dulu ruam, alergi, semasa ASI, wal hasil saya yang harus kendalikan diri gak boleh makan seafood, susu dan turunannya juga bahkan roti pun tidak boleh karena ada bahan permentasi di dalamnya.
Alhamdulillah sekarang sih dia aman, bahkan tiap hari menagih susu walau udah dikasih jatah hariannya hihihh
lendyagassi says
Ngobrolin masalah gizi pada si kecil agar senantiasa sehat dan terjaga saluran cernanya, tapi aku terpesona melihat infografis kak Chie.
Asik banget lihatnya warna-warni cerah ceria. Jadi mudah memahami apa pentingnya menjaga Kesehatan Perut si Kecil.
Ellyzabeth says
Wah aku yang belum jadi ibu belajar banget nih. Ternyata alergi banyak macamnya dan harus kita pelajari yaa
April Hamsa | Parenting Blogger keluargahamsa.com says
Zaman Dema masih ASIX juga sempat bruntusan gtu trus aku diminta stop konsumsi susu protein hewani. Alhamdulillah seiring waktu hilang tdk jadi alergi sampai besar.
memang pas kecil bayi tu rentan sekali ya.
Aku penasaran sama Allergy Tummy Checker-nya pasti nanti sangat membantu ibu2 supaya bisa deteksi dini anaknya ada riwayat alergi atau gak yaa
Dewi Rieka says
Dengan adanya edukasi untuk para ibu maka alergi dan gangguan saluran pencernaan pada anak bisa terdeteksi lebih dini ya
Sri Widiyastuti says
Alhamdulillah ya mbak, ada edukasi cara membedakan gangguan saluran pencernaan. Dulu waktu anak saya kecil, bingung banget waktu anak tiba tiba nangis terus tetnyata dia kena kolik. Artikel ini membantu bagi ibu baru ya.
Okti Li says
Penasaran pengen coba juga menggunakan Allegri Tummy Checker nya. udah lewat masa balita anak saya masih bisa diketahui gejalanya gak ya dengan sistem pengecekan ini
Nunung Yuni Anggraeni says
Waah baru tau bisa deteksi dini susu sapi pakai allergy tummy checker.
Keponakan jauh juga ada yg alergi susu sapi. Kakak beradik. Bisa ya keturunan gitu
Alfa Kurnia - pojokmungil.com says
Anak-anak saya waktu batita alergi susu sapi tapi gejalanya beda-beda. Anak pertama gejalanya di saluran cerna, sedangkan anak kedua di kulit dan saluran pernafasan. Dulu sempat panik karena nggak tahu ya, kalau dulu sudah ada allergy tummy checker ini pasti bisa dicegah sejak awal hehehe. Alhamdulillah sekarang sudah membaik, meski minum susu UHT pun sudah nggak keluar gejala alerginya.
Dee_Arif says
penting sekali untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan anak ya mbak
adanya allergy tummy checker ini sangat membantu ibu menjaga kesehatan saluran pencernaan anak ya mbak
Rach Alida Bahaweres says
Keponakan ku alergi terhadap debu-debu mba. Tapi ketahuan pas udah remaja. Bagus sih kalau ada Allergy Tummy Checker yang ngebantu deteksi sejak dini
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
Iya bener banget mbak, apalagi sekarang ini informasi seputar tumbuh kembang anak sudah dengan mudah diakses jadi nambah untuk bekal juga.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
Iya mbak Evi, ini juga pernah terjadi sama anakku alergi dairy dari apa yang aku konsumsi. Jadi waktu itu aku menghentikan makanan dan minum yang mengandung dairy.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
iya, apalagi untuk para ibu baru bisa jadi referensi juga sih. Aku juga waktu itu belajar dari beberapa teman dan cari-cari informasi.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
iya mbak ICha, berarti memang dari makanan yang kita konsumsi juga nih yang harus dijaga agar asupannya baik.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
iya kak Alida, ternyata memang alergi itu pun banyak penyebabnya.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
banget mbak, soalnya aku dulu juga gitu pas anakku bruntusan karena alergi susu sapi pun aku sempatg panik dan langusng kontak dsa.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
iya mbak Rahma, semoga artikelnya bermanfaat ya.
rizhaa says
Kaget banget suatu ketika anakkuu yang gak pernah ada masalah minum susu tiba2 kulitnya timbul bercak merah dengan spot lebar2. ternyata susunya penyimpanannya kurang baik. alhamdulillah waktu itu anaknnya tidak mengeluh gatal atau apapun. apakah itu alergi atau apa ya mba?
lendyagassi says
Penting banget dibaca bagi orangtua yang memiliki anak kecil dan bingung bedanya alergi karena susu sapi dan Gangguan saluran cerna fungsional.
Dengan pengamatan teliti kedua orangtuanya, bisa disimpulkan yaa..
Uniek Kaswarganti says
Gejalanya bisa mirip gitu yaa.. harus lebih teliti nih sebagai orangtua dalam melihat gejalanya agar bisa segera mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan anak.
Antung apriana says
Macam-macam ya gejala alergi susu sapi ini nggak cuma dalam bentuk ruam tapi juga bisa konstipasi. Ibu harus cermat nih pastinya dalam memperhatikan gejala alergi anak
Nyi Penengah says
Menjadi ibu PR nya banyak ya Chie. Tapi bahagia luar biasa. MasyaAllah makasih banget ya Chie ilmunya. Aku juga masih harus banyak belajar.
catatansiemak says
Indonesia ini termasuk tinggi anak yang alergi susu sapi. Tapi banyak ortu ngira anaknya rewel bukan karena alergi. Penting banget edukasi kayak gini untuk para orang tua
Bety Kristianto says
Pas anak-anak kecil, masalah paling sering mereka adalah sembelit/konstipasi mba. Kadang aku suka kasiaaan pas jamnya mereka BAB gitu sampai nangis, karena susah ngeluarin feces. Beruntung ya ada banyak info seputar kesehatan anak seperti ini sekarang mah. Dulu, kayaknya aku susah banget nyari info soal tumbuh kembang anak. Makasih pencerahannya mbak…
ajeng natassia says
Waaa aku kayaknya harus hati-hati juga nih sama rutinitas BAB anakku. Biasanya dia BAB rutin hanya kadang cenderung keras dan kesusaha gitu, mungkin perlu coba diet susu dulu kali ya mba? Btw, makasih sharignya mba, insighful sekali 🙂
Indri says
Sebagai orangtua terkadang kita memang sulit membedakan penyebab gangguan saluran cerna pada anak, untungnya ada ilmu yang bisa kita tangkap dari para pakar agar tepat untuk mengatasinya
Nia K. Haryanto says
Aku baru tahu nih bedanya alergi saluran cerna dan gangguan fungsional saluran cerna. Dulu kalo anak rewel pasti ngiranya kolik. Untung ya Danone kini punya alat buat para orang tua untuk ngecek. Bisa diantisipasi deh gangguan ini.
Yanti Alif says
Dulu saat anakku alergi sama skali gk percaya aku tuh padahal dah banyak gejala alergi pas dokter nanya minun susu apa aku baru menyadari dan ternyata alergi diturunkan oleh kedua oranng tuanya jgaa jadj ibu kita harus serba tahu deh apa yg dialami anak biar gak telat dalam.penanganan
Nia K. Haryanto says
Nha iya, Alhamdulillah sekarang mah udah banyak akses dan informasi lengkap untuk tumbuh kembang anak. Para ortu tinggal pandai-pandai memanfaatkannya. Huhu aku dulu waktu si sulung kecil, dia alergi ini itu gak tahu ke mana nyari info. Internet masih sangat terbatas. Jadinya harus langsung ke dokter anak.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
Betul mbak, apalagi untuk calon ibu ini penting untuk diketahui.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
iya mbak, anakku pun pernah mengalami ini dan memang rata-rata anak itu pasti mengalami ketiga gangguan saluran cerna tersebut.
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
Sama-sama mbak Tira
Rach Alida Bahaweres says
Kesehatan perut anak tuh emang jangan dianggap sepele sih ya mba. Aku dulu nggak begitu ngeh bahwa ada gangguan saluran cernah yang berdampak seperti ini. Makasih informasinya. Detail lengkap sekali
Lia Yuliani says
Anak terutama bayi yang rewel bisa jadi karena masalah gangguan pencernaan atau bahkan punya alergi terhadap susu sapi ya Mba . Perlu juga nih ngecek biar engga berdampak negatif buat perkembangan anak
Rani Retnosari Mantriana says
Permasalahan saluran cerna kompleks juga ya, nggak sesederhana yang dibayangkan. Apalagi masalah saluran cerna pada anak-anak.
K. Niken says
Belakangan ini aku agak concern dengan masalah pencernaan anak keduaku. Apalagi dia juga sepertinya di pertumbuhan berat badan dan tinggi badan tidak sesuai. Hiks… Sepertinya harus melalui tes dokter juga ya. Ujungnya asluran cerna ya kak.
Priyani Kurniasari says
Awal-awal habis lahiran dulu aku sempat khawatir karena anak keduaku suka gumoh mba, padahal kakaknya dulu enggak. Sekarang baru paham kalau salah satu penyebabnya karena pencernaan anak memang belum berkembang sempurna dan waktu itu emang Asiku deras banget dan daya hisapannya juga belum kuat. Btw aku kepo sama allergy Tummy checkernya nih, thanks sharingnya
Rahmah 'Suka Nulis' Chemist says
Jadi mengulang lagi materi soal saluran cerna
Dan memang saluran cerna wajib diperhatikan agar tidak asal makan, asal membersihkannya dan asal memberikan pengobatan
Alia says
Ini bermanfaat banget krn alergi susu sapi jg bisa menyebabkan anak stunting
Witri Prasetyo Aji says
Soal pencernaan dan alergi pada anak gini emang harus sering2 ada edukasi kayak gini yaa, permasalahan pencernaan menurut aku penting bgt… Apalagi bayi itu kalau sakit belum bisa ngomong. Jangan sampai ya, anak alergi atau ada gangguan pencernaan tapi sebagai orang tua telat dlm penanganan
Hana Aina says
Terimakasih infonya yang lengkap ini, Mbak. Ini tuh bisa jadi bekal ilmu buatku kelak kalau sudah ada baby. Biar lebih paham tentang pentingnya kesehatan pencernaan terutama untuk bayi