Akhir bulan November 2019, saya dan keenam teman melakukan liburan ke Penang dan Kuala Lumpur. Kali ini dalam rangka photo trip, jadi emang lebih explore tempat wisata, kuliner dan bangung arsitektur di Penang dan Kuala Lumpur.
Tulisan kali ini bukan mau cerita tentang perjalanan photo trip, tapi lebih ke pengalaman nyaris ketinggalan pesawat di Kuala Lumpur. Kalau cerita photo tripnya pasti nanti ditulis deh.
Saya dan teman-teman pulang ke Jakarta tanggal 30 November 2019, kebetulan kita pisah nih penerbangannya. Saya, mbak Intan dan Selvy naik Air Asia QZ 203 jam 15.10, sementara mbak Enji, Putri dan mbak Diah naik Citilink jam 15.20 dan Melda naik Citilink jam 20.00 kalau gak salah.
Pakai Mampir Belanja Dulu
Sebelum pulang kami mampir ke Mitsui dahulu dekat dengan bandara KLIA karena yakin saat itu gak bakal heboh di bandara, ternyata salah saudara-saudara. Niat mau naik bus jam 13.10 dari Mitsui ke KLIA tapi ternyata bus yang akan kita naikin sudah berangkat dong dan akan ada lagi ham 13.40 mulai dari sini sudah agak deg-degan nih.
Begitu bus jalan dan masuk tol tau-tau macet karena ada kecelakaan, mobil terbakar. Udah deh tambah lagi tuh paniknya dan berdoa kalau bakal cukup untuk sampai ke KLIA dengan waktu yang cukup.
Begitu bus sampai depan pintu lobby, saya, Selvy dan mbak Intan langsung lari menuju L3 tentunya. Kebayang deh itu escalator udah penuh orang dan taukan kalau rombongan itu pasti lama banget deh mereka.
Pokoknya setiap ada celah pasti saya selalu bilang “sorry, excuse me” karena mau menerobos mereka. Untung cuma bawa satu koper kecil dan satu tentengan hasil jajan di Mitsui.
Ngedrop Bagasi dan Imigrasi
Pokoknya terus lari sampai akhirnya menuju tempat check in, sialnya saya lupa kalau sekarang Air Asia sudah self check in untuk tiket dan bagasi.
Padahal saya harus beli bagasi karena yakin itu koper lebih dari 7kg dan emang pas ditimbang 11.9kg. Oke, akhirnya saya antri untuk beli bagasi dan antriannya lama banget.
Akhirnya saya mencari orang Air Asia untuk bertanya fast check in bagasi tapi tak bisa harus tetap antri. Sumpah mulai deg-degan karena sudah jam 14.00 sementara kita harus boarding jam 14.30.
Akhirnya ada si mas-mas Air Asia yang baik banget memanggilku untuk ke counter yang sedang tutup dan dibantu dengan staf Air Asia yang perempuan. Akhirnya berhasil tanpa antri. Langsung bayar untuk bagasi yang sedikit lama juga prosedurnya.
Soal bagasi selesai saya langsung lari menuju kedalam, mulai deh antri imigrasi. Tapi begitu lihat antrian imigrasi serem banget, super ramai banget dan gak yakin itu bisa keubur menuju gate Q17 (paling ujung) sebelum jam 15.00 minimal.
Antrian Imigrasi Menggila
Akhirnya saya dan mbak Intan mencoba berpencar untuk bertanya, apakah kita bisa melewati imigrasi dengan jalur warga Malaysia atau auto gate khusus Malaysian Passport, Diplomatik dan Crew. Yang ternyata semuanya gak bisa, iya saya tau kok ini gak bakal berhasil.
Saking pasrah dan sambil menanti antrian kita sudah lihat-lihat jadwal penerbangan selanjutnya dan sudah milih penerbangan selanjutnya jam 18.00 tapi ternyata Allah berkehendak lain.
Disaat kita sudah lelah berusaha kesana kemari, ada wisatawan asing juga yang sudah harus boarding sama seperti kita. Dia bilang “sorry, may i go first because my boarding schedule at 14.30”. Sumpah ini persis banget dengan jam boarding kita.
Waktu kita kasih tau kalau kita memiliki jam boarding yang sama, dia ngajak kita untuk sama-sama melewati antrian dengan minta permisi ke semua orang yang sudah antri. Alhamdulillah banget semua orang yang antri memberikan kita jalan, bahkan salah satu diantara mereka bilang “biarkan mereka duluan karena sudah terlambat”.
Berlari Menuju Gate Q17
Walau imigrasi sudah terlewati dengan sempurna, jangan lupa kalau di KLIA2 ada 2 kali pemeriksaan. Pemeriksaan pertama lewat lalu saya lari secepat mungkin untuk mencari Gate Q terlebih dahulu.
Setelah gate Q terlihat langsung deh masuk ke pemeriksaan kedua. Saya juga permisi lagi ke orang-orang untuk minta lebih dulu. Kelar pemeriksaan kedua langsung lari lagi untuk mencapai ke Q17 tapi entah gimana pas di Q13 saya berhenti dan masuk kedalam.
Begitu duduk tersadar kalau salah gate pas lihat sign boarding QZ201. Ok, akhirnya keluar dan lari lagi menuju Q17. Sampai di Q17 langsung ngasih passport dan boarding pass, ini sambil ngos-ngosan banget.
Dengan senyum manis si penjaga Air Asia bilang “kakak duduk dulu, pesawat akan tiba 20 menit lagi” waktu dengar ini kaget. Apa jangan-jangan saya sudah ditinggal karena pas lihat jam sudah jam 15.10 loh!
Akhirnya saya cari tempat duduk dan sambil lihat sign boarding, bener ternyata ini QZ203 dan ternyata delay penerbangannya. OMG!! Ini saya antara senang tapi kesal juga. Senang gak ketinggalan pesawat dan kesal udah lari sejauh itu tapi delay.
Waktu lari itu gak ada sama sekali panggilan terakhir dari Air Asia. Biasanya selalu ada pengumumankan untuk penumpang yang sudah check in tapi belum masuk dalam pesawat. Ternyata emang semua ini ada hikmahnya dan sudah diatur oleh Allah.
Jujur, ini pengalaman pertamaku telat ke bandara, yang sampai malam ini gak habis pikir. Bisa juga ternyata saya lari secepat itu tanpa berhenti menuju ke Gate Q17.
Tapi itu kaki baru berasa capeknya hari Senin ini, waktu bangun berasa pegel banget karena emang jarang olah raga juga sih.
Jadi sebenarnya ini pelajaran juga kalau naik pesawat LCC harus spare waktu minimal 2 jam sebelum boarding kayaknya. Karena gak nyangka kemarin separah itu antria check in dan imigrasi.
Okelah, sekian curhatan tentang “nyaris ketinggalan pesawat ke Indonesia”.
Leave a Reply