Beberapa hari kemarin habis nyoba live perdana di instagram bersama salah satu teman fotografi juga, namanya Winda Priandita atau bisa cek instagramnya di @dartz27. Awalnya bikin ini tuh iseng karena ingin menyapa teman-teman yang masih betah #dirumahaja tapi sambil ngobrol yang spesifik gitu.
Gak nyangka ternyata disambut hangat sama teman-teman dan juga banyak yang bertanya, tapi emang sebelumnya saya sudah buka pertanyaan juga di instagram story. Tapi banyak juga yang nanya di kolom komentar pas live. Untuk yang gak sempat nonton livenya bisa cek di @akuchichie tapi jangan bosan ya karena cukup lumayan durasinya.
Nah dari live pertama karena waktunya sudah tidak memungkinkan ada pertanyaan yang gak sempat terjawab oleh kita berdua. Pertanyaan ini dari teman fotografi juga, mbak Anissa seingatku.
Pertanyaan ini tuh sebenarnya sering sekali mampir ke chat what’s app atau dm instagram saya. Bagaimana cara menentukan harga dan negosiasi terhadap klien? Jadi bukan hanya blog atau media sosial saja yang kadang bikin pusing menentukan harganya, kita tukang foto (aseeeekkkkk… tukang foto) juga bingung kalau nentuin harga.
Perhatikan Hal Berikut Sebelum Menentukan Harga
“Kalau saya mau difotoin produknya sama mbak Chichie kira-kira berapa?”
“Saya sedang membangun usaha, tapi saya ingin produknya punya foto yang bagus. Budget promosi saya tidak banyak tapi akan diusahakan”
“Apakah saya boleh mengirimkan produk yang nantinya jika tidak keberatan boleh di foto oleh mbak Chichie dan di masukan dalam instagram?”
Ini dia pertanyaan yang kadang bikin saya bingung sendiri, bahkan untuk teman-teman yang hobi foto juga sama kok. Kita sering banget sharing di grup tentang hal-hal seputar foto.
Walaupun sebenarnya saya dan juga pasti teman-teman sudah memiliki rate sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuannya. Karena foto produk itu bukan asal jepret sudah, karena ada proses dibalik itu semua.
Apalagi semenjak pandemi saya pun senang foto di rumah, ya iya masa foto keluar rumah gak mungkin ya. Hihihihihihiiii… Di rumah pun saya menerima jasa motret makanan atau produk, banyakan dari yang foto adalah saya kenal orang-orangnya. Tapi walau kenal juga bukan berarti bisa seenaknya ya, beruntungnya adalah teman-teman ini masih sopan dan beretika mintanya.
Jadi untuk kamu yang sedang memulai atau lagi pada taraf bingung menentukan harga foto produk bisa juga memperhatikan hal-hal berikut nih:
- Ada teman yang profesi atau mata pencahariannya dari motret juga, jadi jangan memberikan harga seenaknya. Harga itu harus disesuaikan dengan hasil dan kemampuan kita, yang tau hasil foto kita bagus atau tidak adalah kita sendiri.
- Investasi alat yang digunakan seperti kamera, bisa kamera dslr atau mirrorless atau kamera handphone. Untuk yang menggunakan kamera dslr atau mirrorless sudah ada investasi yang namanya lensa. Perlu diingat bahwa kamera kita juga memiliki shuttercount. Belum lagi kalau yang motretnya pakai artificial light.
- Pengalaman, setiap orang yang bisa fotografi tentu memiliki pengalaman bukan? Kita gak mungkin beli kamera langsung bisa jepret sebagus atau sekeren mas Roy Genggam atau Nicoline Patricia kan?
- Waktu, ini yang paling harus diingat bahwa motret makanan atau produk ada waktu yang kita keluarkan. Nyiapin dan beberes foto itu kadang lebih lama daripada motonya.
- Properti foto yang digunakan, contohnya saya setiap motret pasti menggunakan alas foto dalam bentuk papan. Dan properti lain seperti peralatan makan atau properti lain yang mendukung.
Bedakan Harga Foto Sesuai Kebutuhan
Ada hal yang suka terlupakan kalau sedang menentukan harga, apakah foto kita hanya untuk media sosial semata? Ataukah bakal untuk alat promosi lain seperti brosur dan lainnya? Kadang ini juga suka luput dari teman-teman, ini juga kejadian disalah satu temanku yang fotonya cakep banget. Dia kira hanya untuk media sosial begitu gak berapa lama fotonya digunakan untuk sticker dan brosur.
Ternyata ribet ya nentuin harga foto? Lah emang, ini yang suka bikin saya pusing juga. Saya selalu bertanya pada orang yang memberikan saya pekerjaan “apakah ini hanya digunakan untuk media sosial saja atau nantinya akan digunakan untuk promosi lainnya?”. Bukannya sombong, kalau sudah gini kudu balik sama 5 point yang saya tulis diatas dong.
Menentukan harga foto produk atau makanan ada aturannya dong dan perhatikan 2 hal ini ya:
- Foto yang digunakan hanya untuk promosi di media sosial seperti instagram, facebook dan twitter. Pastikan file yang diberikan ada size untuk media sosial ya bukan baliho loh.
- Foto kita dijadikan aset mereka, mulai untuk media sosial, promosi cetak seperti brosur dan lainnya, baliho dan media promosi digital.
Kalau Gak Mau Dibayar atau Sekedar Hobi?
Beda lagi nih urusannya kalau sudah menyangkut hobi atau gak mau dibayar misalnya, karena saya sendiri juga tidak semuanya dibayar kok. Balik lagi pada negosiasi awal dan untuk siapa fotonya, karena memang untuk yang hobi ya banyak. Alangkah baik jika semua enak komunikasinya dan etika saat meminta.
Seperti saat pandemi Covid-19 ini saya juga menerima jasa foto produk tidak berbayar untuk makanan rumahan atau UMKM yang memang baru merintis atau memiliki media sosial tapi masih sedikit pengikutnya.
Jadi cara yang paling ampuh adalah menampilkan foto produk atau makanan mereka sebagus mungkin. Karena tidak semua dari mereka memiliki alat untuk itukan, bukan mengecilkan tapi alangkah baik jika kita juga bisa membantu.
Banyak juga diantara teman-teman saya pada sekarang ini memberikan jasa untuk mereka yang baru merintis usahanya di masa pandemi. Ini selain memang hobi motret juga ikut membantu mereka mempromosikan produknya. Jadi semua itu balik lagi tergantung diri kita dan dengan siapa kita bernegosiasi.
Boleh dong kalau teman-teman juga punya saran atau tanggapan ya bisa share di kolom komentar. Atau mungkin ada yang mau difotoin produknya bisa langsung kontak ke email atau line saya ya. Lah malah promosi ini, hahahaha… Semoga ini sedikit membantu untuk meringankan beban dalam menentukan harga ya.
Nico says
Tips cara ngomongnya gimana kak kalo mau ngasih harga ?