
Para ibu pasti merasakan hal yang sama dengan saya, cemas dan khawatir saat melihat pemberitaan tentang “Sirop Obat”. Yup, belum lama ini masyarakat dibuat kaget dengan temuan kasus gagal ginjal karena penggunaan sirop obat.
Ini kayaknya ibu se-Indonesia Raya pasti marah, karena pemberitaan yang ada pada saat itu. Kok bisa sih? Karena sepahaman saya sudah pasti obat yang beredar itu aman dikonsumsi, terutama untuk anak-anak ya.
Tapi saya mau curhat dulu tentang galaunya sirop obat ini. Karena kemarin itu beberapa obat dibilang bisa menyebabkan gagal ginjal akut pada anak. Coba gimana gak cemas saya sebagai ibu, yang baru dua minggu lalu memberikan sirop obat.
Saat pemberitaan sirop obat sedang ramai ini, anak saya sedang sakit demam dan flu. Lalu saya bawa dia ke rumah sakit, diresepkanlah obat dari dokter. Dokter anak pun bilang “ini saya berikan obat untuk penurun panas yang memang boleh dikonsumsi sesuai izin edar ya bu, saya gak berani resepin kalau obatnya gak approve dari team kesehatan.”
Dua minggu berlalu, ini alhamdulillah anakku sudah sembuh tapi pas lihat di media sosial obat penurun panas yang diberikan kemarin masuk kategori yang tidak boleh dikonsumsi. Tapi beberapa hari kemudian boleh, sudah kayak lawak bangetkan.
Makanya saat kemarin dapat undangan untuk menghadiri acara dialog dengan para perusahaan farmasi, Kemenkes RI, BPOM, IDAI dan IAI ini saya senang sekali. Jujur penasaran sih gimana itu bisa begitukan.
Gagal Ginjal Akut Pada Anak

Kasus gagal ginjal dalam beberapa waktu terakhir ini banyak menyerang anak-anak berusia 6 bulan sampai 18 tahun. Kenaikan ini terjadi dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, pada 18 Oktober 2022 sebanyak 189 kasus telah dilaporkan dan paling banyak didominasi oleh anak berusia 1-5 tahun.
Untuk para orang tua harus waspada, berikut beberapa gejala yang mengarah pada penyakit ginjal akut:
- Diare,
- Muntah
- Demam selama 3-5 hari
- Batuk dan pilek
- Jumlah air seni yang semakin sedikit, bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali
Dialog Kesehatan “Sirop Obat Aman Untuk Anak”

Ini yang saya bilang diatas sebelumnya, senang sekali dapat mendapatkan undangan untuk hadir dalam Dialog Kesehatan: Sirop Obat Aman Untuk Anak. Ini juga yang dirasakan oleh teman-teman yang hadir pada hari itu juga. Walau sesungguhnya masih kurang puas sih, hehehehee…
Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) adalah yang sudah ada sejak lama, namun belakangan ini semakin ditakuti ketika untuk pertama kalinya dalam sejarah di Indonesia. Terjadi lonjakan penderita secara masal selama periode Januari-Oktober 2022.
Semenjak kasus GGAPA yang disebabkan oleh tercemarnya sirop obat diumumkan pada Oktober 2022 lalu, seluruh instansi dan organisasi terkait telah melakukan investigasi dan evaluasi ulang secara menyeluruh dan menyimpulkan bahwa satu-satunya penyebab GGAPA yang terjadi adalah karena adanya cemaran bahan pelarut Propilen Glikol (PG) / Propilen Etilen Glikol (PEG) yang diganti dengan Etilen Glikol (EG) / Dietilen Glikol (DEG) oleh satu oknum perusahaan supplier kimia.
Coba ibu mana yang gak panik kalau dengar ini ya, saya dan ibu-ibu se-Indonesia Raya pun pasti panik kok. Karena obat yang sempat dirilis oleh BPOM merupakan obat-obat yang biasa digunakan untuk anak-anak saat demam, batuk dan pilek. Ibaratnya efek ulah satu supplier bikin tapi merusak kepercayaan masyarakat akan guna sirop obat.
Kementerian Kesehatan RI

Pemaparan pertama dimulai oleh Dr. Dra. Agusdini Banum Saptaningsi, Apt., M.A.R.S yang merupakan Direktur Produksi Dan Distribusi Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI dengan Langkah-langkah Penanganan GGAPA oleh Kementerian Kesehatan RI.
Pemerintah berfokus pada penyelamatan nyawa, ini yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI. Pemeriksaan awal dilakukan terkait bakteri, virus serta penyebab organik lainnya, kendati demikian hasil pengobatan belum optimal kasus baru dan kematian masih terus terjadi.
Langkah cepat berikutnya mencari informasi lebih lanjut adanya kemungkinan zat toksik, yang akhirnya dilakukan pemeriksaan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien, yang kemudia ditemukan senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI.
Pemenrintah dalam penangan GGAPA melakukan penanggulangan sama seperti pelaksanaan penanggulangan seperti KLB, dengan melaksanakan respons cepat dan komprehensif, yang kemudia langkah-langkah yang diambil sudah bisa menurunkan kasus baru dan kematian yang dalam hal ini didukung oleh sektor-sektor terkait.
“Otoritas kesehatan yang berwenang menyatakan bahwa sirop obat yang sudah diverifikasi ulang dan dirilis oleh BPOM adalah sirop obat yang aman. Sehingga masyarakat bisa kembali menggunakan sirop obat dengan mengikuti anjuran pakai” tutur ibu Dr. Dra. Agusdini Banum Saptaningsi, Apt., M.A.R.S
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Pemaparan kedua oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ini sebenarnya salah satu pemaparan yang ditunggu banyak orang sepertinya. Karena bagaimana pun obat yang beredar sudah diperiksa oleh BPOM terlebih dahulu ya.
“Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama mengikuti anjuran pakai, kini bisa dilihat di website / sosmed BPOM atay melalui kanal publikasi BPOM lainnya. Masyarakat, pasien, fasilitas kesehatan dan dokter diminta untuk tidak lagi khawatir dan ragu” Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M.Pharm, selaku Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekusor & Zat Adiktif (ONPPZA) Dan Plt. Direktur Registrasi Obat, Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik IndonesIa.
Dalam pemaparannya ibu Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M.Pharm memberitahukan kasus Etilen Glikol /Dietilen Glikol seperti:
- EG DEG tidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan pada produk obat yang diminum.
- Cemaran EG/DEG pada obat dimungkinkan ada dalam batas tertentu. Standar cemaran EG/DEG dalam bahan baku adalah 0,1%.
- Batas cemaran EG/DEG sudah dipersyaratkan pada bahan baku obat tetapi tidak terdapat standar Internasional cemaran EG/DEG dalam produk obat.
- BPOM mengembangkan MA untuk pengujian cemaran EG/DEG pada produk jadi sirop obat.
- Ambang batas aman cemaran EG dan DEG telah tercantum pada Sup II FI IV
BPOM juga melakukan tindak lanjut seperti:
- Perubahan/revisi regulasi menyeluruh
- Intensifikasi pendampingan/desk konsultasi registrasi
- Intensifikasi survelians mutu dan verifikasi pemastian mutu produk
- Penelusuran dan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi
- Pengawasan iklan dan penjualan online
- Penguatan sistem farmakovigilans
- Penyidikan dan penindakan
- Pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
- Penjelasan publik (KIE)
- Koordinasi Lintas Sektor yang melibatkan Penthaheliks
“Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama mengikuti anjuran pakai, kini bisa dilihat di website / sosmed BPOM atay melalui kanal publikasi BPOM lainnya. Masyarakat, pasien, fasilitas kesehatan dan dokter diminta untuk tidak lagi khawatir dan ragu” Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M.Pharm.
Antisipasi dan Penanganan Kasus Gangguan Ginjal Anak Progresif Atipikal (GgGAPA) oleh IDAI

Pemaparan ketiga oleh dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) yang merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia. Gejala gangguan ginjal akut misterius atau acute kidney injury/AKI ini ditandai dengan berkurangnya jumlah urine atau air seni bahkan tidak ada urine sama sekali.
Himbauan IDAI
Kepada seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan:
- Untuk berkordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan setempat dengan cara melaporkan kasus secara aktif.
- Melakukan pemantauan gejala-gejala gangguan ginjal akut saat perawatan atau mengedukasi tanda bahaya kepada masyarakat saat pasien berada di rawat jalan.
Kepada Masyarakat:
- Untuk tetap tenang dan terus mengikuti perkembangan berita gangguan ginjal akut pada anak ini dari sumber terpercaya seperti media sosial IDAI dan Kementerian Kesehatan RI.
- Orang tua perlu memperhatikan tanda bahaya pada anak secara umum ditambah dengan adanya gejala gangguan ginjal akut yang ditandai dengan berkurangnya jumlah urin atau tidak ada urin sama sekali. Gejala ini biasanya didahului oleh gejala demam, diare, muntah, batuk dan pilek dalam 1-2 minggu sebelum terjadinya gangguan ginjal akut.
“GGAPA sudah ada sejak lama, sehingga perlu investigasi mengenai penyebab GGAPA jika kasus yang terjadi hanya individual. Fakta sudah berbicara bahwa hasil verifikasi ulang produk sirop obat oleh BPOM per November 2022 lalu sudah aman, sehingga produk sirop obat yang sudah dirilis kembali oleh BPOM, bisa diresepkan kembali oleh dokter dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan tenang selama mengikuti aturan pakai.” penuturan dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K).
Ikatan Apoteker Indonesia

Dalam pemaparannya yang singkat ini apt Noffrendi Roestram, S.Si selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia juga memberitahukan bahwa:
Pengalaman apoteker dalam menerima keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses sirop obat yang belum boleh beredar dan panjangnya proses mendapatkan obat puyer, selama periode penarikan sementara sirop obat tahun lalu. Namun dengan tidak adanya lagi kasus GGAPA masal sejak dirilisnya produk sirop obat oleh BPOM bulan Desember tahun lalu membuktikan keamanan produk tersebut. Dengan demikian pasien dan orangtua tidak perlu lagi khawatir dan dianjurkan untuk membeli sirop obat di apotek resmi, baik yang berdasarkan resep dokter ataupun untuk pembelian obat bebas.
Pendapat Guru Besar Farmakologi

Sebagai guru besar Farmakolgi, Prof. apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D selaku Guru Besar farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung memberitahukan tentang Penyebab GGAPA multifunctorial:
- Status kesehatan pasien (riawayat penyakit)
- Alergi terhadap suatu bahan tertentu
- Infeksi (termasuk Covid-19)
- Status nutrisi (dehidrasi)
- Obat
- Makanan
- Logam berat
- Toksikan (ED DEG -> dari berbagai sumber)
“Kasus GGAPA pada tahun lalu terjadi karena adanya intoksikasi obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak masal. Namun perlu diketahui bahwa GGAPA bisa disebabkan oleh berbagai faktor lainnya (multifactorial) seperti status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan tertentu, infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat, makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain sebagainya.” Prof. apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D
Kesimpulan
Jujur walau masih degdegan tapi setidaknya dari acara diskusi kemarin yang dihadiri oleh para perusahaan farmasi, Kemenkes RI, BPOM, IDAI dan IAI dapat memberikan pencerahan bahwa “SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK”. Karena tidak dipungkuri sirop obat lebih disukai anak-anak saat sakit.
Untuk teman-teman yang ingin mengetahui update dari obat-obat yang sudah aman dari BPOM bisa cek link berikut ya Klarifikasi Sirop Obat ya. Semoga anak-anak Indonesia selalu sehat dan ibu Indonesia juga selalu teredukasi dengan baik ya.
Pas kasus GGAPA melonjak itu jujur saya juga ketar-ketir karena anak2 masih rutin minum suplemen sirop. Baru juga habis diresepkan dokternya penurun panas sirop. Waktu itu langsung stop dan perbanyak konsumsi air putih yang tujuannya biar larut gitu, hehe, gak tahu bener atau enggak. tapi alhamdulillah sekarang sudah tenang sejak #SIropObatAman
Viralnya kasus pencemaran EG/DEG ini memang bikin panik waktu itu ya. Gimana dong, para mama yang masih punya anak bayi kan tergantung banget pada obat sirup ketika si kecil sakit. Tentu saja hal ini bikin kisruh. Alhamdulillah, pemerintah cepat menanggapi hal ini dan melakukan berbagai tindakan yang diperlukan. Sudah aman ya sekarang mengonsumsi obat sirup. Sudah bisa cek juga di BPOM tentang keamanan obat sirup yang hendak digunakan.
Saya pun kemarin ikutan galau soal sirop obat dan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak, jadinya persediaan sirop di rumah dibuang deh, padahal belinya udah sebulan sebelum merebak kasus itu.
Alhamdulillah kini sirop obat sudah dinyatakan aman buat digunakan lagi ya. Ibu-ibu sudah bisa tenang
jadi tinggal cek di website BPOM untuk mengetahui obat sirop apa saja yang sudah aman diberikan pada anak
Sejak anak2 bunda kecil sudh sangat mdngandalkan obat2 bentuk syrup kl mereks samit. Mereka kini sdh punya anak dan sama juga sepdrti bunda kl cucu2 sakit kryika umur mereka dibawah 10 tahun. Kini cucu paling kecil aja usianya sdh 17th. Lalu knp baru sekarang fitibutkan wlp akhirnya ada info itu tdk utk semua jenis obat dlm bentuk syrup. Nunda heran dengan berita2 tsb. Chichie seneng ba get ya nisa langsung mendengar penneladan dari para pakar secara langsung.
Alhamdulillah, aku menjadi salah satu yang sangat lega dengan adanya kabar baik ini. Ngalamin juga momen anak-anak sakit dan kami dikasih resep obat puyer dari DSA-nya, cukup tricky juga ngasih ke si kecil. Alhasil ada drama nangis-nangisnya deh. Syukurlah, sekarang sirop obat Insya Allah aman ya.
Kasus GGAPA ini emang serem banget sampai bikin parno dan buang semua sediaan sirop obat maupun vitamin. Eh pas anak sakit aku nyari obat yang chewwy itu di mana2 gak ada, bahkan di online kok kyk stok sisa 2 bijio, malah makin parno. Akhirnya ke dokter langsung. Kalau udah ada kepastian gini jd berani stok obat sirop lagi.
Isu sirop bikin gagal ginjal beneran bikin emak2 ikutan stres lho. Kan anak2 masih kesulitan minum puyer, anakku kadang muntah kalau minum puyer. Alhamdulillah banget lho kalo sekarang sirop obat aman untuk anak dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan tenang selama mengikuti aturan pakai.
Saya juga kaget, ketika banyak beredar pemberitaan tentang gagal ginjal yang diduga disebabkan oleh penggunaan sirop obat. Karena ada sirop obat yang pernah saya berikan pada anak ketika mereka sakit. Syukurlah sekarang sudah dianggap aman, jadi gak khawatir kalau ngasih sirop obat pada anak.
Alhamdulillah yah sekarang udah aman dan nyaman hati, apalagi anak saya kurang suka konsumsi pil atau kapsul.
Wah, kini mudah ya, bisa cek di situ BPOM, sirop obat mana yang udah terdaftar dan aman, sama yang belum.
Kasus gagal ginjal pada anak kemarin itu bener-bener bikin para emak khawatir banget. Apalagi pas anaknya lagi sakit.
Lengkap dan detail tulisannya mba akuu. Senangnya datang ke acara ini dapat wawasan banget dan juga bisa berbagi informasi ya. Smoga ga kejadian lagi adanya gagal ginjal akut pada anak
Tahun kemarin heboh banget ya kasus ini. Meski belum punya anak, ada sedikit khawatir juga waktu itu. Alhamdulillah sekarang sudah makin yakin kalau sirup tuh aman. Pasti ada banyak faktor kenapa kasus gagal ginjal pada anak itu bisa terjadi
Alhamdulillah ya kalau obat sirup sekarang sudah aman tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan
Alhamdulillah sekarang obat sirup sudah aman ya mbak
Sudah ada rekomendasi daRI IDAI
jadi tenang dan nyaman deh
Alhamdulillah ikut plongg soalnya anak2 tu susah kalau obatnya selain sirup. Berita yang heboh kemarin sempet bikin deg2an sebel karena sekian tahun dikonsumsi apalagi suka diresepkan dokter masak berkasus.
Pasti para ibukhawatir apalagi kalau anaknya masih balita krn kesulitan kalau harus minum obat tablet atau puyer. Syukurlah sekarang obat sirop aman untuk anak dengan list yang sudah dikeluarkan oleh BPOM
Senang sekali karena sirup obat kini sudah aman kembali
Saya yang anaknya sulit minum puyer jadi makin terbantu nih
Iyes aku marah banget pas tau berita obat sirup bisa bikin gagal ginjal, tapi Alhamdulillah sekarang obat sirup sudah dinyatakan aman
Ya Allah..
beneran kalau anak sakit itu bikin hati orangtua manapun terasa teriris. Apalagi terdeteksi karena konsumsi obat sirop. Semoga dengan informasi terbaru masa kini, edukasi mengenai kesehatan anak dan obat-obatannya bisa dipahami di masyarakat dengan baik.
Iya mbak, aku juga sempat bingung kasih obat demam buat anak. Alhamdulilah sakitnya ga parah dan demamnya juga bisa turun dengan terapi dibalur bawang dan minyak. Alhamdulilah sekarang sudah resmi ya, obat sirop bisa diberikan kepada anak dan aman.
Banyak ibu ibu terutama yang anaknya balita masih trauma dengan obat sirup, walaupun udah aman ada yang masih ragu. Ikut acara ini jadi paham jika sirup obat sekarang sudah aman
Tahun lalu tuh emang berasa horor ya, denger meningkatkanya kasus GGAPA pada anak. Alhamdulilah banget penjahatnya udah ketangkep ya mak Chicie, sekarang buibu bisa lebih tenang yaaaa