
Mumpung anaknya sedang libur sekolah, jadi hari Rabu kemarin kita berdua main ke Museum Nasional. Tapi kali ini sengaja ikutan programnya Jakarta Good Guide (JGG) dengan rute Museum Nasional.
Alasanku ikutan sama Jakarta Good Guide ini karena pengin dapat informasi atau cerita secara mendetail. Karena bawa anakku jadi sekalian juga mengedukasi dia tentang Museum Nasional.
Memang enak banget kalau ke museum masih pagi ya karena lebih adem juga. Kirain kemarin tuh museumnya bakalan sepi tapi ternyata banyak anak-anak sekolahan yang sedang kunjungan juga.
Jadi ingat zaman masih sekolah dulu pernah ke sini tapi namanya masih Museum Gajah ya, itu kayaknya pun saya masih SD (sekolah dasar). Kemarin untuk kedua kalinya main lagi ke Museum Nasional Indonesia.
Lokasi Museum Nasional Indonesia
Lokasi Museum Nasional Indonesia berada di Jalan Medan Merdeka Barat No.19 Jakarta Pusat. Posisinya ini berseberang dengan Monumen Nasional (Monas). Untuk akses ke sini pun gampang banget, terlebih menggunakan transportasi umum.
Kalau naik Transjakarta bisa turun di halte Monas, ini persis ada di depannya Museum Nasional Indonesia. Atau kalau mau lebih praktisnya bisa naik taksi online atau bawa kendaraan pribadi ya.
Jam Operasional dan Harga Tiket Masuk

Untuk jam operasional Museum Nasional Indonesia, Selasa sampai dengan hari Minggu pukul 08.00 – 20.00WIB. Untuk hari Senin tutup ya teman-teman, atau untuk informasi lebih lengkap bisa cek media sosialnya @museumnasionalindonesia
Walau pun ikutan Jakarta Good Guide (JGG) tapi untuk tiket masuk memang bayar sendiri ya. Harga tiket masuknya itu dewasa Rp 25.000 dan anak Rp 15.000 jadi saya berdua kemarin bayar Rp 40.000 untuk tiket masuknya.
Enaknya tuh sekarang kalau ke museum pembelian tiket bisa menggunakan dompet digital. Untuk saya yang jarang bawa uang tunai ini sangat membantu sekali.
Sejarah Museum Nasional Indonesia

Sebelum berkeliling Museum Nasional Indonesia, titik kumpulnya kemarin di depan patung gajah yang ikonik ini. Enaknya tuh kalau ikutan Jakarta Walking Tour sama JGG itu bakal diceritain dulu sejarahnya.
Museum Nasional Indonesia ini berawal dari sebuah organisasi ilmiah bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen di Batavia. Organisasi ini untuk memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan di Hindia Belanda.
J.C.M Radermacher seorang pejabat VOC menyumbangkan gedung dan koleksi benda-benda antik dan buku-buku yang dimilikinya untuk organisasi ini. Keren banget loh karena itu makanya sekarang ada Museum Nasional Indonesia ini.
Museum ini dulunya diberikan julukan Museum Gajah oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand saat mengunjungi museum ini pada tahun 1871. Ia juga menghadiahkan sebuah patung gajah oerunggu yang sekarang berada di halaman depan Museum Nasional Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 makan museum ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia. barang-barang yang ada di dalam pun juga bertambah, mencakup benda-benda bersejarah dari seluruh Nusantara.
Koleksi Museum Nasional Indonesia

Koleksi yang ada cukup banyak, mulai dari arkeologi, etnografi, numismatik, keramik dan porselen dan manuskrip kuno. Ini memang pas banget untuk edukasi ke anak-anak, karena anakku jadi mendapat pengetahuan tambahan dari apa yang dia lihat.
Arkeologi


Koleksi arkeologi di Museum Nasional Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Koleksi ini juga mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia dari zaman prasejarah hingga era kerajaan Hindu, Buddha dan Islam.
Zaman prasejarah dimulai dari adanya kapak genggam, kapak lonjong dan alat batu dari masa Paleolitikum dan Neolitikum. Nekara perunggu atau alat musik ritual dari budaya Dongson.
Sementara Zaman Hindu – Buddha ini yang paling menonjol dan mendominasi museum. Dalam ruangan yang besar terdapat berbagai macam arca. Kemarin ini juga dijelaskan secara mendetail. Arca apa saja yang ada di dalam sini:
- Arca Ganesha (dewa berkepala gajah)
- Arca Durga Mahisasuramardini (Dewi Durga mengalahkan raksasa kerbau)
- Arca Buddha dan Bodhisattva dari berbagai aliran
- Arca Siwa Mahadewa, Agastya dan Brahma
- Arca Bhairawa dari Sumatera Barat yang sangat besar dan mengesankan
Selain itu juga terdapat beberapa prasasti seperti:
- Prasasti Tugu dari zaman Tarumanegara
- Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo dan Telaga Batu dari Sriwijaya
- Prasasti beraksara Kawi dan Sanskerta dari era Medang, Singhasari dan Majapahit
Awal Kehidupan Manusia

Setelah dari ruang Arca kami semua menuju ke ruangan yang isinya lebih ke peradaban manusia atau awal kehidupan manusia. Sebenarnya kalau yang model gini kemarin anakku sempat lihat juga waktu di kami ke Museum Geologi di Bandung.
Museum Nasional Indonesia juga memiliki beberapa koleksi dari zaman sebelum manusia mengenal tulisan.
- Homo Erectus (manusia purba di Indonesia, seperti dari situs Sangiran)
- Alat-alat batu (kapak genggam, serpih batu) dari era Paleolitikum
- Kapak lonjong dan persegi, menunjukkan peralihan ke zaman Neolitikum
- Budaya Megalitik, Menhir, dolmen, peti kubur batu
Semua ini menunjukkan bagaimana manusia awal di Indonesia hidup, bertani, membuat alat dan membentuk kepercayaan spiritual.
Peradaban Islam Awal

Peradaban Islam awal di Museum Nasional disajikan melalui berbagai macam koleksi yang memperlihatkan bagaimana Islam masuk, menyebar dan berpengaruh terhadap budaya serta kehidupan masyarakat.
Ini juga yang membuat anakku terkesima karena ia melihat beberapa macam bentul Al Quran yang ada. Selain itu juga terdapat tulisan Arab-Melayu dari Jawi. Berisi teks keagamaan, hukum Islam hingga tasawuf.

Selain itu juga terdapat Artefak Kesultanan Islam, mulai dari cap stempel kerajaan atau kesultanan dengan tulisan Arab biasanya digunakan dalam dokumen resmi.
Perhiasan, keris dan senjata dengan ornamen bertulisan kaligrafi Islam. Koleksi dari Kesultanan Demak, Aceh, Banten dan Cirebon.
Di sini juga terdapat arsitektur dan model makam Islam awal. Ini anakku pas lihat duluan dia langsung ngasih tau aku kalau ada makam, langsung deh saya bilang itu hanya contoh nisan.
Terdapat replika batu nisan dengan gaya khas Islam dari abad ke 14-16. Bentuk batu nisan yang mirip ditemukan di Gresik, Troloyo dan Samboja.

Ini sih salah satu daya tarik anakku karena ada koin Islam dari Kesultanan yang digunakan untuk perdagangan maritim Nusantara.
Jejak Perempuan Indonesia

Jadi di dalam sini pun ada instalasi Jejak Perempuan Indonesia yang sangat menarik. Sebenarnya ini ada karena untuk memperingati hari Kartini, eits ternyata kartininya Indonesia itu banyak loh.
Mungkin lebih tepatnya hari Kartini bisa dibilang perayaan hari perempuan Indonesia yang memiliki jejak. Jadi banyak sekali para perempuan Indonesia yang membawa perubahan.



Perempuan dalam kekuasaan dan kerajaan seperti Ratu Shima yang disebut dalam naskah kuno sebagai penguasa bijak dan tegas di Jawa Tengah. Ratu Tribhuwana Tunggadewi yang merupakan ibu dari Hayam Wuruk, memerintah sebelum era kejayaan Gajah Mada.
Di sini juga terdapat beberapa koleksi pakaian mulai dari kain tenun, songket dan batik buatan perempuan dari berbagai suku. Cukup menarik sekali ya mengikuti perkembangan sejarah perempuan Indonesia.
Mengenal Paras Nusantara

Ini sih yang paling menari dan harus dicoba, karena kita bisa melihat dari identifikasi wajah. Jadi fitur ini dapat memberikan informasi mengenai asul-usul, ras dan suku berdasarkan kecocokan dengan 78 lukisan karya Raden Pirngadie.
Penasaran banget dong, pengin tau sebenarnya kalau dari pemindai gini tuh membaca tekstur wajah saya dari suku apa?

Nah, ini dia hasilnya jadi kalau berdasarkan hasilnya saya ini masuk ke suku Yogyakarta. Jadi pas hasilnya ke luar saya langsung senang, karena memang ini sesuai dengan asal usul saya sebagai orang Yogyakarta.
Beberapa teman ada yang coba juga tapi hasilnya tidak sama, begitu juga dengan anakku. Hasil anakku ini lebih ke suku Aceh, terus dia kesel karena beda sama bundanya. Heheheee…
Next sepertinya saya bakal ke sini lagi karena kemarin mau lihat ke ruang Imersifa. Sayangnya kemarin itu jadwal mereka ada lagi jam 13.00 WIB. Sementara kami selesai di jam 11.15 WIB jadi lumayan banget nunggunya.
Leave a Reply