“loh kok ini pada merah-merah pipinya?”
“ini bagian dahinya juga beruntusan, kenapa ya?”
Itu adalah pertanyaan yang saya kirimkan pada dokter anakku, karena waktu selepas ASI mengalami alergi. Sambil memperhatikan wajah anakku waktu berusia 2 tahun, sempat dihantui rasa takut. Iya takut merah-merah di wajahnya itu tidak hilang, sakit apa ya anakku ini?
Jujur sih gak bakalan nyangka banget kalau anakku bakalan alergi seperti itu. Setelah kirim pesan ke dokter anak dan tak lama dokternya bilang “Kelvin alergi susu sapi, coba hentikan pemberian susu sapinya atau apapun yang mengandung susu sapi”. Duh kasih banget ini harus menghindari apapun yang mengandung susu sapi, padahal dia lagi senang makan macam-macam.
Tapi untuk memastikan, waktu itu langsung bawa ke dokter dong karena gak mau berlarut dan pengen kepastian. Sedih bangetkan kalau lihat anak gak nyaman gitu, apalagi dia suka gak sengaja menggaruk pipi atau dahinya. Akhirnya treatmentnya mengganti susunya dan mengubah menu makanannya. Yang membuat lega itu kata dokter anakku “nanti juga lama-lama hilang itu alerginya”.
Kenali Alergi Pada Anak
Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh pada manusia terhadap benda tertentu, yang seharusnya tidak menimbulkan reaksi di tubuh orang lain. Reaksi tersebut dapat muncul dalam bentuk pilek, ruam pada kulit yang menyebabkan gatal atau bahkan sesak napas.
Alergi pada anak-anak dapat menimbulkan ruam atau gatal sehingga kulit mereka yang seharusnya lembut dan mulus menjadi kemerahan, melepuh, hingga bersisik atau terkelupas. Ini tuh bikin anak merasa gak nyaman, akhirnya membuat mereka rewel.
World Health Organization (WHO) mencatat penduduk di seluruh dunia yang mengalami alergi sekitar 30-40%. DAri 550 juta penduduk di dunia mengalami alergi makanan, dan sebanyak 7,5% alergi di Indonesia disebabkan karena susu sapi. Hal ini disampaikan oleh Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., Konsultan Alergi dan Imunologi Anak saat Zoom Meeting bersama Danone Specialized Nutrution (SN) Indonesia.
Ternyata dalam dua dekade terakhir, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat adanya peningkatan kejadian alergi pada anak di Indonesia. Bahkan alergi susu sapi pada dertmatitis atopik ditemukan hingga 60%. Alergi yang terjadi pada awal kehidupan juga akan meningkatkan risiko manifestasi alergi lain di masa depan, atau dikenal dengan Allergic March.
Alergi pada anak bisa bermacam-macam, kondisi ini bisa disebabkan alergi susu sapi, tungau, hingga bulu hewan peliharaan di rumah yang memicu reaksi alergi pada si kecil. Tapi sekarang ini kita sudah bisa mendeteksi alergi pada si kecil sejak dini.
Faktor Penyebab dan Pemicu Alergi
Beberapa faktor risiko alergi yang menyebabkan anak lebih rentan menderita alergi adalah:
- Faktor keturunan, terdapat riwayat anggota keluarga atau orang tua yang memiliki alergi. Hal ini umumnya terjadi pada anak-anak yang memiliki ayah atau ibu dengan riwayat penyakit alergi.
- Faktor lingkungan, semakin sering dan semakin lama seseorang terpapar dengan alergen tertentu, kemungkinan untuk menderita alergi semaki tinggi.
Beberapa pemicu alergi (alergen) yang sering terjadi atau ditemui meliputi:
- Makanan tertentu, seperti susu sapi, makanan laut, telur dan kacang-kacangan
- Bulu hewan, tungau, serbuk sari atau debu
- Gigitan serangga, misalnya sengatan lebah
- Obat-obatan tertentu
- Bahan kimia tertentu seperti sabu, shampoo, parfum atau bahan lateks
Selain karena faktor genetik, ada faktor lain yang juga diduga dapat meningkatkan risiko anak menderita alergi, misalnya lingkungan yang kotor, polusi udara, dan penyakit tertentu. misalnya infeksi, asma, dermatitik atopik dan rhinitis atopik.
Menurut Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., Konsultan Alergi dan Imunologi Anak “Anak dengan alergi cenderung memiliki rangkaian penyakit alergi seiring bertambahnya usia. Bahkan diturunkan ke generasi berikutnya. Sehingga alergi penting untuk dideteksi dan dicegah sejak dini degan menelusuri riwayat alergi keluarga dan pemberian nutrisi yang tepat untuk mendukung sistem imun yang lebih baik. ASI (Air Susu Ibu) dan nutrisi lengkap dan seimbang akan mendukung perkembangan sistem imun pada anak. Nutrisi kombinasi prebiotik dan probiotik (SINBIOTIK) merupakan salah satu nutrisi yang dapat mendukung sistem imun anak dalam menurunkan risiko alergi”.
Deteksi Sejak Dini Alergi Si Kecil
Kalau mengingat beberapa tahun kebelakang saat anakku alergi tuh rasanya sedih banget, karena emang baru tau pas keluar ruam merah di pipi dan beruntusan di dahinya. Tapi sekarang ini kita juga bisa loh mendeteksi dini alergi pada anak. Nah, mom’s sudahkah mencoba deteksi dini alergi pada si kecil?
Melihat dampak jangka panjang alergi yang harus dihadapi orang tua dan si kecil, Danone SN Indonesia berkomitmen untuk menawarkan inovasi terkait deteksi risiko alergi maupun manajemen nutrisi. Allergy Risk Screener by Nutriclub kini hadir untuk mempermudah orang tua mengetahui besar risiko alergi anak berdasarkan riwayat keluarga.
Allergy Risk Screener by Nutriclub yang diluncurkan sejak Maret 2020 ini telah diakses sebanyak lebih dari 20.000 kali oleh orang tua di Indonesia. Tools digital ini dapat membantu orang tua maupun ahli dalam mendeteksi risiko alergi si kecil hingga membantu pemberian edukasi mengenai pencegahan alergi sejak dini dan membantu mempersingkat waktu konsultasi.
Ini bisa menjadi persiapan juga untuk para ibu yang sedang hamil anak pertama, untuk melakukan deteksi dini alergi. Caranya mudah banget tinggal akses bit.ly/allergyriskscreener dan mengikuti semua langkah-langkah yang diminta. Ini juga memudahkan kita mengetahui treatment apa yang harus dilakukan jika anak terdeteksi alergi.
Kebetulan saya juga mencoba nih ikutan tesnya, hanya ingin mengetahui saja kira-kira berapa persen sih alergi yang ada pada anakku?
Untuk hasil yang saya dapatkan bahwa anak saya memiliki 20-30% riwayat alergi, ini disebabkan oleh faktor keturunan. Andaikan ini sudah ada sejak dulu, alangkah bahagianya hati para ibu di Indonesia karena setidaknya bisa mengetahui apakah anaknya memiliki risiko alergi atau tidak.
Gampang bangetkan caranya? Yuk! Deteksi sejak dini alergi pada anak!
Leave a Reply