Periapan untuk program anak tidaklah semata persiapan dari si wanita saja, sebagai calon ayah ini adalah hal yang kadang menakutkan. Kenapa menakutkan? Ya, karena banyak sekali diluar sana pria yang tidak mau memeriksakan kesehatan spermanya.
Jadi banyak kasus bahwa kalau si istri tidak hamil dalam masa perjalanan rumah tangganya berarti si istri mandul? Tidak bisa dibilang demikian apabila keduanya tidak memeriksakan kesehatan mereka masing-masing.
Saya mau sharing pengalaman saya dan suami waktu menjalankan program memiliki anak. Sebelumnya sudah pernah mencerita step-step yang saya lakukan di rumah sakit Asri dulu.
Saatnya Pak Suami Menjalani Tes Sperma
Pagi itu saya dan suami berangkat ke rumah sakit Asri, kali ini giliran suami saya yang akan melakukan tes pengambilan sample sperma. Pengambilan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas sperma, berapa banyak sperma yang ada dan bagaimana pembuluh darah yang terdapat pada penis pria.
Sesuai dengan jadwalnya, jam 7 pagi di tahun 2012 saya dan suami sudah mendaftar ke bagian urologi untuk pengambilan sperma. Kebetulan jam 8 pagi baru dimulai pengambilan sperma tersebut.
Kamar yang didesain untuk pengambilan sperma sangatlah bagus, udaranya dingin sekali. Ya jelas ini dingin karena AC yang terdapat pada ruangan tersebut. Ternyata pihak rumah sakit memang sengaja membuat ruangan itu menjadi dingin.
Lalu kurang lebih suami saya berada didalam sana sedang berjuang untuk mengeluarkan sperma yang akan di tes. Setelah itu suami saya memberikan tabung yang berisi sperma tersebut kepada pihak rumah sakit, lalu kami diminta untuk kembali jam 14.00 mengambil hasil sperma.
Karena masih pagi jadi kami setelah itu jalan-jalan ke mall untuk menanti jam 14.00, tepat jam 14.15 saya dan suami sampai dirumah sakit Asri kembali dan siap melihat hasil tes sperma tersebut.
Konsultasi Dengan Dokter Urologi
Karena saat itu dokter urologi yang menangani suamiku tidak praktek, maka kami kembali lagi hari Sabtu pagi. Karena waktu itu datang lebih awal jadi dapet antrian no 1, dokter Ponco juga datangnya cepat.
Amplop putih yang berisikan hasil tes sperma suamiku akhirnya dibuka dan isi lembaran putih itu pun dibacakan, hasilnya sangat mengejutkan. Sperma yang dihasilkan oleh suami saya dibawah rata-rata, dan ada high light merah yang merupakan sperma ini panas.
Kenapa panas? Karena ada varises pada pembuluh darah yang merupakan jalan sperma keluar. Jadi sperma yang dihasilkan tidaklah bagus dan kecil sekali untuk pembuahan. Saat itu wajah suami saya pucat dan dia berbicara kepada dokter Ponco pun bergetar bibirnya karena sedih.
Beruntunglah kami yang menemukan dokter-dokter handal di rumah sakit Asri, dokter Ponco juga sangat membantu sekali dan banyak memberikan informasi kepada kami.
Penyebab Varicocele
Apa penyebab terjadinya varicocele? Banyak hal yang menyebabkan caricocle, diantaranya:
- Olah raga yang terlalu berat sehingga membuat bagian pada dan area terdekat menahan beban.
- makanan yang diasup sehari-sehari.
- penggunaan celana jeans yang terlalu ketat karena banyak pria jaman sekarang yang menggunakan celana terlalu ketat.
Dokter Ponco hanya menyarankan kepada kami berdua jika ingin olah raga, ada baiknya melakukan olah raga renang atau lari saja ini adalah olah raga terbaik dan minim biaya, palingan yang dikeluarkan hanya biaya jajan dan renang.
Penanganan Untuk Varicocele
Dokter Ponco lalu menanyakan kepada suami saya kapan siap dilakukan tindakan penyembuhan? Tanpa berfikir panjang dan dalam hitungan detik suami saya menjawab “SEGERA DOK!!”.
Jujur saja saat itu saya sangat terkejut karena cepat sekali responnya. Lalu dokter Ponco langsung memanggil suster rumah sakit untuk melihat jadwal operasi. Akhirnya suami saya dioperasi minggu depan sesuai dengan jadwal yang kosong.
Persiapan mental operasi sangat diperlukan suami saya, ternyata gak cuma wanita saja yang terkadang ketakutan akan tindakan operasi. Operasi varicocele dilakukan kurang lebih selama dua jam, Jadi kami hanya menginap semalam saja dirumah sakit.
Kamis pagi kami datang kerumah sakit untuk mengurus semua keperluan yang dibutuhkan termasuk pelunasan biaya operasi dan lainnya. Dan sambil menunggu persiapan operasi suami saya sudah diperbolehkan masuk ruang rawat inap. Untuk beristirahat sebelum sore nanti akan dilakukan operasi.
Dokter Ponco dan Dokter Sigit datang ke kamar suami saya untuk mengecek segalanya, setelah itu dokter anastesi juga datang kedalam kamar suami untuk memberikan penyuluhan persiapan operasi.
Masuk Ruang Operasi
Jam 14.00 suami saya sudah dijemput oleh suster untuk dibawa keruang operasi, dan saya pun ikut menemani suami saya sampai ruang operasi. Saat itu saya hanya ditemani mama dan almarhum papa.
Sayang sekali saya hanya bisa menunggu suami diruang tunggu, keliatan sekali diwajah suami saya saat itu penuh dengan kesedihan dan rasa takut. Karena ini kali pertama dia melakukan tindakan medis, dia nangis dan minta maaf sama saya karena takut kalau terjadi apa-apa.
Padahal operasi ini tidak seseram yang dibayangkan, suami saya yang biasanya kuat dalam menghadapi apapun dan akhirnya terlihat melankolis pada saat itu. Operasi berjalan 1 jam danpemulihan 1 jam jadi kurang lebih sekitar 2 jam menunggu pak suami melakukan tindakan dan pemulihan.
Operasi ini tidak membutuhkan istirahat terlalu lama di rumah sakit, waktu itu hanya butuh 1 malam untuk menginap dan besoknya udah boleh pulang.
Pasca Operasi Varicocele
Seminggu setelah operasi suami saya disarankan untuk kembali ke rumah sakit untuk diperiksa kembali serta buka jahitanny. Karena ini operasi micro jadi benar-benar cuma kecil sekali waktu itu tempat jahitannya.
Dokter Ponco pun memberi tau kepada kami bahwa keadaan suami saya sudah bagus dan baik. Sudah bisa dipersiapkan untuk pembentukan jaringan sperma baru. Untuk membentuk sperma yang baru dan berkualitas dibutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan.
Dokter pun memberi tau jika sudah 3 bulan saya belum hamil maka harus kembali kontrol ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ternyata benar saja waktu itu bulan Febuari akhir harusnya kami kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Karena kami pada saat itu sedang sibuk maka kami tidak kerumah sakit.
Sampai pada awal maret saya melakukan tes kehamilan menggunakan alat tes yang bisa didapatkan di toko obat. Waktu itu karena saya lupa kapan terakhir haid, maka melakukan tes di pagi hari dan sangat tidak diduga hasil tespack saya postif.
Saat garis merah itu terus berjalan dan menghasilkan 2 tanda strip rasa haru dan bahagia sekali melihat hasil tes pack itu. Suami saya pun saat itu sangat bahagia dan senang sekali.
Jadi jangan pernah takut untuk memeriksakan keadaan kita ke dokter demi mendapatkan keturunan, berniatlah dengan baik dan ikhlas.
Leave a Reply