Hollaaaa… Gimana kabarnya? Masih semangat dong ya si rumah saja, karena menurutku ini bisa jadi momen kita untuk memberikan menu gizi seimbang untuk si kecil.
Ini yang saya lakukan juga, bukan berarti sebelumnya makannya gak bergizi ya. Karena di rumah saja jadi lebih rajin membuatkan menu untuk si kecil sesuai dengan pedoman “Isi Piringku”, sama seperti yang dilakukan Danone Indonesia yang selalu mengedukasi tentang Isi Piringku.
Karena makan bukan hanya sekedar kenyang, tetapi harus memperhatikan kebutuhan gizi hariannya terpenuhi. Salah satu cara yang paling mudah adalah memang mengikuti panduan dari “Isi Piringku”. Apalagi begitu si kecil sudah mulai banyak aktivitas seperti sekolah dan bermain di rumah, sudah pasti asupannya mulai bertambah juga.
Hal yang harus diperhatikan untuk memilihkan menu makanan harus dipastikan bahwa makanan itu sehat dan sesuai dengan kebutuhannya. Supaya si kecil tetap aktif dan sehat sepanjang hari.
Jangan lupa selalu perhatikan Angka Kecukupan Gizi (AKG) juga ya buibu. Menurut Kementerian Kesehatan RI, rata-rata kebutuhan energi harian anak usia 4-6 tahun yaitu 1.600 kalori. Maka sebisa mungkin, sajikan menu makanan untuk memenuhi gizi anak dalam porsi yang mudah digenggam dan dikunyah.
Supaya ada gambaran tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) ini saya rangkum dari anak usia nol bulan sampai 9 tahun. Biasanya saya selalu membuat menu untuk seminggu, biasanya juga cari tau berapa kalori dari menu yang saya sajikan setiap harinya.
Apalagi ya anakku ini gak pernah mau makan sayur yang sama setiap harinya, begitu juga dengan lauknya. Jadi memang setiap hari menu makan siang dan malam kita selalu berbeda. Tapi kalau kata ayahnya, selagi anaknya mau dan suka tidak apa-apa. Walau jadi lebih sering di dapur, hahahaha…
Panduan Memenuhi Gizi Harian Untuk si Kecil
Gizi seimbang itu harus cukup secara kuantitas, kualitas dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Tentunya jika anak-anak memiliki gizi yang cukup makan pertumbuhannya juga akan lebih baik.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi harus memperhatikan keanekaragaman pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan mempertahankan berat badan normal. Ini harus dilakukan untuk mencegah gangguan gizi atau stunting.
1. Makan Sesuai Dengan Panduan Isi Piringku
Mungkin ini bukan saya saja yang merasa kalau menyiapkan menu sesuai isi piringku itu masih menjadi PR juga. Karena sejujurnya anakku juga masih suka pilih-pilih kalau disuruh makan buah. Jadi sekarang ini memang harus membiasakan anak juga mengonsumsi beraneka ragam makanan secara rutin setiap hari.
Jadi yang harus dikonsumsi setiap hari:
- Makanan Pokok adalah pangan yang mengandung karbohidrat yang sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan berbagai etnik di Indonesia sejak lama. Makanan pokok juga beragam, sesuai dengan keadaan tempat dan budaya serta kearifan lokal contoh beras, jagung, singkong, ubi talas, sagu, dan produk olahannya (roti, pasta, mie dan lain-lainnya). Ada syarat makanan dijadikan sebagai makanan pokok, mengandung karbohidrat (HA), bersifat menyenangkan, rasanya netral, murah harganya, mudah ditanam, mudah didapat, mudah diolah dan dapat disimpan lebih lama.
- Lauk Pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan sumber protein nabati. Lauk-pauk hewani seperti daging (sapi, kambing, rusa dan lain-lain), unggas (ayam, bebek dan lain-lainnya), ikan termasuk hasil laut, telur, susu dan hasil olahannya. Sedangkan lauk-pauk nabati berupa tahu, tempe, kacang-kacangan (kacang tolo,kacang merah, kacang tanah, kacang hijau dan lain-lain).
- Buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin (A, B, B1, B6, C), mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam buah-buahan berperan sebagai anti oksidan. Manfaat buah-buahan untuk tubuh sangat banyak dan beragam, buah umumnya merupakan salah satu kebutuhan untuk hidup sehat dan merupakan salah satu cara mencegah kanker.
- Sayur-sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral terutama koroten, vitamin A, vitamin C, zat besi dan fosfor. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran berperan sebagi anti oksidan. Beberapa sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak terlebih dahulu sementara yang lainnya dapat dimasak dengan cara dikukus, direbus dan ditumis.
2. Perilaku Hidup Bersih
Selalu melakukan perilaku hidup bersih karena sangat bermanfaat untuk mencegah tubuh dari infeksi penyakit. Infeksi adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi. Anak-anak yang mengalami penyakit infeksi dapat mengalami penurunan nafsu makan, sehingga zat gizi yang masuk ke tubuh pun berkurang.
Biasakan selalu mencuci tangan menggunakan sabun, karena tangan melakukan banyak hal seperti memegang, membersihkan kotoran, menyiapkan makanan, memberi makan anak, meyusui bayi dan lain-lain. Begitu juga dengan anak-anak, walau sekarang ini mereka masih beraktivitas di rumah tapi harus tetap memperhatikan kebersihan tangannya.
Cuci tangan harus pakai sabun dengan air mengalir, karena dengan memakai sabun dapat membersihkan tangan dari kotoran yang mengandung penyakit. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dapat mencegah penyakit diare, infeksi saluran pernafasan atas hingga lebih dari 50%, menurunkan 50% insiden avian influensa, hepatitis A, cacingan, kulit dan mata.
3. Aktivitas Fisik
Setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi. Untuk anak-anak aktivitas fisik ini bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas ringan atau sedang. Ini yang membuat saya selalu cerewet juga nih, pokoknya setiap sore minimal kita harus berjalan kaki.
Aktivitas fisik untuk anak bisa membawa banyak manfaat, selain mengurangi obesitas, penyakit pembuluh darah, dan keganasan di kemudian hari. Pertumbuhan tulang dan otot dapat berlangsung dengan baik, Keterampilan gerak, interaksi sosial, dan perkembangan otak juga terasah saat bermain. Anak yang aktif akan belajar dengan lebih efektif, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Si kecil juga akan merasa gembira dan percaya diri, serta memiliki pola tidur yang baik. Aktivitas fisik yang dilakukan sejak dini akan membentuk anak menjadi seorang dewasa dengan gaya hidup aktif. Lakukan aktivitas fisik bersama si kecil minimal 30 menit sehati, kalau saya berpedoman pada “badan harus gerak setiap hari”.
4. Pantau Berat Badan
Dengan melakukan pola makan dengan gizi seimbang, kita harus juga memastikan berat badan si kecil tidak melebihi dari Indeks Massa Tubuh (IMT). Memantau berat badan si kecil secara rutin sangat penting, karena bisa menjadi gambaran umum perkembangan fisik, mencegah kekurangan gizi atau gizi buruk pada anak, mendeteksi gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang anak, dan mencegah obesitas.
Festival Isi Piringku Bersama Danone Indonesia
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional, Danone Indonesia menyelenggarakan Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun yang dilakukan secara virtual dengan tema “Membangun Generasi Sehat Melalui Edukasi Gizi Seimbang Sejak Dini”. Festival ini bertujuan untuk mengajak tenaga pengajar dan anak Indonesia, orang tua tentang pentingnya gizi seimbang untuk mencegah stunting.
Berdasarkan angka Riskesdas 2018, proporsi anak dengan status stunting sekitar 30,8%, masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan oleh WHO di bawah 20%. Ditambah lagi, edukasi gizi seimbang di sekolah maupun di rumah menjadi tidak optimal semasa pandemi. Jika kondisi ini tidak segera ditangani bersama, maka akan dapat berdampak buruk bagi negara.
Menurut Dr. Dhian Dipo, SKM., MA, Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pencegahan stunting masih jadi fokus, dimana pemerintah telah membuat strategi dengan berbagai program untuk menurunkan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Danone Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA)-IPB untuk menyusun dan memproduksi buku edukasi “Isi Piringku” yang merupakan pedoman edukasi yang dapat digunakan oleh tenaga pengajar PAUD untuk edukasi makan dan minum sekali saji untuk anak usia 4-6 tahun.
Panduan makan sehat tersebut tidak hanya membuat kenyang, tapi juga memastikan tubuh sehat dan cukup gizi.
Nah gimana buibu sudah memberikan makanan si kecil dengan menu gizi seimbang untuk hari ini? Mulai sekarang bisa langsung menerapakan memberikan makan si kecil dengan panduan isi piringku.
Leave a Reply