Untuk pertama kalinya saya mencoba untuk ikutan street photography dan landscape photography di Kuala Lumpur, Malaysia bersama Lumix Indonesia dan Focus Nusantara.
Buat saya yang lebih sering motret makanan, tentu ini adalah hal baru. Terbiasa dengan suasana motret di coffee shop atau resto tapi ini saya harus foto diluar ruang dan benar-benar mencari apa yang menurut saya enak untuk di jepret tentunya.
Pada tanggal 18-20 Januari 2019 saya bersama teman-teman yang memang memiliki passion didunia fotografi mengikuti Lumix Journey bersama Focus Nusantara. Pas banget nih, karena pada bulan November 2018 saya liburan di Kuala Lumpur bersama keluarga tapi gak banyak kemana-mana.
Titik kumpul di Bandara KLIA 2 maka pada pagi itu saya menggunakan pesawat Air Asia dengan penerbangan jam 5.10 WIB pagi bertolak ke Kuala Lumpur. \
Saya memilih penerbangan pagi hari karena biar agak lebih santai begitu sampai di Kuala Lumpur dan masih punya waktu istirahat di bandara.
Ternyata pada hari Jumat, 18 Januari 2019 keadaan imigrasi di Kuala Lumpur super ramai sekali.
Makan Siang di Old Town
Sesuai dengan brief sebelumnya bahwa titik kumpul waktu sampai di Kuala Lumpur sekalian makan siang di Old Town yang letaknya persis dipintu keluar kedatangan. Posisinya gampang banget dicari dan emang enak juga kalau buat meeting point.
Makan siang ini sekalian sebagai perkenalan dengan teman-teman lainnya yang ikutan Lumix Journey bersama Focus Nusantara. Nambah teman baru lagi deh, kali ini dengan berbagai macam genre photography.
Mulai dari Merdeka Square
Setelah selesai makan siang, seluruh peserta Lumix Journey langsung menuju tujuan pertama. Lumayan nih bisa tidur didalam mobil sambil menuju ke Merdeka Square sebagai tujuan pertama kita untuk motret.
Tujuan pertama ke Merdeka Square, kebayangkan sampai sini sudah siang dan cuaca saat itu di Kuala Lumpur panas banget. Nah, perjalanan dan pemandu selama City Scape ini ada mas Dodi dari Kemilau Indonesia.
Kurang lebih hampir dua jam kayaknya kita di Merdeka Square ini, enaknya diperjalanan ini juga ada mas Yuliandi seorang photographer. Kalau lihat gallery instagram mas Yuliandi ini beneran super keren-keren banget. Selama perjalanan kemarin di Kuala Lumpur juga banyak belajar dari mas Yuliandi ini.
Enaknya tuh kalau pergi sama teman-teman yang hobinya sama tuh bisa minta difotoin dulu. Jadi mari kita OOTD tipis-tipis dulu ya.
Kelar dari Merdeka Square kita menuju ke masjid Jamek yang letaknya dekat Merdeka Square, melaksanakan sholat sekalin foto-foto juga. Karena saya sedang tidak sholat maka kemarin hanya sempat berkeliling sebentar untuk motret dari jembatan kaca.
Night Scape di Bukit Bintang
Selama berjalan menuju Pavilion dikasih pemandangan super kece nih. Setelah selesai makan malam kita semua menuju stasiun monorail AirAsia – Bukit Bintang untuk foto diatas jembatan. Kali ini motretnya kudu pakai tripod karena mau motret Long Exposure.
Gini deh kalau anak yang sering moto kopi terus disuruh moto Long Exposure jadi memang masih perlu banyak belajar lagi. Kemarin juga gak bawa tripod karena kegalauan malam sebelum berangkat yang masih bingung antara bawa atau enggak.
Karena teringat beberapa cerita dan pengalaman teman yang bawa tripod, jadi pagi itu sebelum berangkat saya mengeluarkan kembali tripod dari dalam koper saya.
Enaknya adalah kemarin pas motret gini sambil belajar sama mas Yuliandi dan sepertinya saya bakal minta ajarin nih atau ikutan hunting foto bareng dia. Kelar motret disini, saatnya kembali ke hotel tapi untuk beberapa orang masih melanjutkan untuk street food di Alor.
Namun saya dan Selvy lebih memilih untuk tidur di hotel saja karena besok pagi mau jalan ke Petaling.
Hari Kedua
Setelah hari pertama dilewati dengan keseruan yang membuat saya banyak belajar, hari kedua dimulai dari Petaling Jaya. Tapi eh tapi pas lagi jalan, melihat toko pecah belah yang super lucu banget. Tapi bingung kalau beli bawanya gimana, hahahahaa…
Coba mana ini suara anak Food Photography pasti gemes deh lihat yang beginian, dan gak cuma ini saja yang bikin gemes masih banyak lagi.
Sebenarnya saya punya beberapa pecah belah modelan gini beli di Scoop, tapi begitu tau harga di Kuala Lumpur lebih murah kan jadi gimana gitu. Oke kita lupakan soal pecah belah ini ya.
Street Photography
Lumayan nih pas nyeberang ada modelnya, hahahaa… Ini mas Agung taat sama peraturan dengan menyeberang di zebra cross. Motret kayak gini pun saya rasanya gak pernah deh, jadi emang lebih ke makanan dan produk untuk konten social media dan blog.
Ternyata kalau jadi anak street photography tuh lumayan banget ini banyak banget spotnya ya. Memang sebenarnya setiap perjalanan itu bisa diabadikan.
Makan Siang di Baba Can Cook
Kelar foto di Petaling kita makan siang ke Baba Can Cook, ini laksa dengan mangkok terbesar dan terenak yang pernah saya makan dan jumpai. Ini kuliner terwajib kalau ke Malaysia.
Memotret Blue Hour di KLCC
Menjelang sore sambil menanti Blue Hour kita menuju KLCC karena mau motret menara Petronas, jadi pada saat motret ini semua mencari spot terbaiknya.
Namun bagi saya dan Selvy sebagai pengguna lensa 50mm full frame agak lebih jauh nih motretnya dan sepertinya kita berdua yang berada paling jauh deh.
Ya maklum saja kami berdua menggunaka kamera yang sama dan dengan lensa yang sama pula jadi memang harus berjuang untuk mendapatkan si menara Petronas ini.
Foto ini tidak menggunakan tripod dan diambil dengan menggunakan lensa 50mm 1.8 full frame jadi mohon maaf nih kalau hasilnya kurang maksimal kayak yang pada pakai lensa wide. Sepertinya saya dan Selvy tertarik untuk membeli lensa wide nih, nagih juga ya motret seperti ini.
Hari Ketiga: Batu Cave
Nah ini yang ditunggu nih, main ke Batu Caves ternyata disaat bersamaan disana sedang ada Thaipusam jadi super ramai sekali. Merupakan festival yang dirayakan oleh orang-orang Tamil pada bulan purnama pertama pada bulan Thai (Januari atau Februari) dalam kalender Tamil.
Kata Thaipusam merupakan kombinasi nama bulan “Thai” dengan bintang “Pusam”. Bintang ini berada pada titik tertingginya selama perayaan ini. Beruntung sekali saya bisa menyaksikan perayaan Thaipusam ini waktu di Batu Caves.
Jadi waktu menyaksikan Thaipusam ini antara penasaran dan takut, karena ya gitu deh. Nanti akan saya ceritakan secara terpisah tentang Thaipusam ini ya. Yang pasti ini pertama kali saya melihat festival perayaan semacam ini dan jadi banyak tau.
Motret di Batu Caves ini merupakan kegiatan terakhir Lumix Journey bersama Focus Nusantara, yang pasti dengan ikutan City Scape membuat saya ingin banyak belajar lagi.
Si mungil Lumix GF9 ini menjadi teman motret selama di Kuala Lumpur tapi selain itu beberapa foto diatas ada juga yang saya ambil menggunakan Sony Alpha 7.
Leave a Reply