Gemes banget gak sih lihat mereka kecilnya? Apalagi Li Jian Jian yang galak dan selalu membela kakaknya Ling Xiao. Sementara He Zi Qiu juga tak kalah menggemaskan. Mereka bertiga akhirnya tinggal dalam satu rumah tanpa ikatan darah. Namun kekuatan kasih sayang mereka seperti saudara kandung.
Mereka bertiga dibesarkan oleh Li Hai Chao yang merupakan ayah Li Jian Jian dan Ling He Ping ayah dari Ling Xiao. Ibunya Ling Xiao pergi meninggalkan rumah karena sering bertengkah dengan ayahnya dan selalu menyalahkan Ling Xiao sebagai penyebab kepergian adiknya.
Tumbuh sebagai remaja dan memiliki pengalam bersama untuk mejadi keluarga terbaik yang mereka bisa untuk satu sama lain. Mereka tumbuh dalam rumah tangga yang disfungsional membuat mereka seperti keluarga. Karena mereka merindukan cinta yang tidak dapat mereka temukan di rumah.
Ling Xiao merupakan kakak tertua mereka, kakak kedua He Zi Qiu dan anak bungsunya Li Jian Jian. Ini membuat Li Jian Jian senang karena memiliki dua sekaligus kakak laki-laki. Mereka tumbuh bersama, mengalami banyak kegembiraan hidup dan juga perselisihan saat mereka saling mendukung jalan yang dipilih.
Li Jian Jian sangat sedih saat mengetahui kedua kakak laki-lakinya akan kembali ke keluarga asal mereka dan meneruskan sekolah ditempat masing-masing. Tak terasa waktu terus berjalan hingga akhirnya He Zi Qiu kembali lebih dulu dan disusul oleh Ling Xiao.
Akhirnya mereka dipersatukan kembali setelah sekian lama terpisahkan, tentu ini membuat Li Jian Jian, Li Hai Chao dan Ling He Ping senang karena anak mereka akan bersatu kembali. Tapi sekembalinya mereka tidak tinggal lagi di rumah lama mereka dulu.
Li Jian Jian tinggal bersama kedua temannya, Qi Ming Yue dan Tang Can di apartemen. Ternyata saat Ling Xiao kembali dia sudah menghubungi Qi Ming Yue dan minta dicarikan tempat tinggal berdekatan dengan Li Jian Jian, akhirnya Ling Xiao dan He Zi Qiu tinggal satu apartemen.
Efek dari luka pengasuhan masa kecil mereka oleh ibu kandung mereka, Ling Xiao dan He Zi Qiu membuat mereka selalu terbayang dengan rasa sakit hati itu. Disaat mereka dewasa sekarang ini mereka terus berjuang agar mereka bisa terus hidup lebih baik dan mengobati luka masa lalu mereka.
Leave a Reply