
Hari kanker sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari membuat saya teringat beberapa tahun kebelakang saat papah saya pergi karena penyakit kanker yang dideritanya.
Bahkan papah saya tidak memberikan sinyal apapun tentang penyakit ini, begitu ketauan sudah di stadium akhir. Saat itu saya merasakan dunia akan runtuh seketika. Padahal papah saya termasuk orang menjaga pola makan, tapi sayang tidak imbang dengan kebiasaan lainnya.
Jadi waktu dibawa ke rumah sakit di daerah Jakarta Selatan, sudah berada di stadium 4. Sempat di rawat selama sebulan, mengikuti segala pemeriksaan dan operasi yang sudah disetujui oleh kami sekeluarga.
Tapi Allah memang berkehendak lain, papah saya pergi setelah 4 bulan kami tau beliau terkena kanker hati. Kami selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk papah, apapun itu kami jalankan.
Yang saya ingat betul waktu saat dr. Sigit yang saat itu merupakan salah satu dokter yang menangani papah saya berpesan “jaga pola makan dan gaya hidup anak sedarah dengan bapak, karena ini bisa jadi faktor turunan”. Jadi nenek saya, ibunya papah saya dulu pergi juga dengan penyakit yang sama.
Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia. Lebih dari 18 juta orang terdiagnosis kanker dan 9,6 juta orang di dunia meninggal akibat kanker setiap tahunnya. Diperkirakan insidens kanker di tahun 2040 mengalami peningkatan menjadi 29,5 juta orang.
Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi, dimana meningkat dari 1,4 per 1000 penduduk (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 per 1000 penduduk (Riskesdas 2018).
Beban pembiayaan kanker yang sangat besar menjadi permasalahan untuk pemerintah dan masyarakat. Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), pada tahun 2018 pasien kanker telah menghabiskan biaya pengobatan sebesar 3,5 triliun rupiah.
Nah, beruntung sekali loh ini yang masih menggunakan BPJS, dulu kami menggunakan biaya mandiri dan saat itu memang belum semua rumah sakit menerima BPJS seingatku.
Fakta Kanker

Penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita.
Penyebaran (metastasis) sel kanker dapat melalui pembuluh darah meaupun pembuluh getah bening. Sel penyakit kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ, dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri sehingga membentuk massa tumor.
Jenis Kanker
Kanker dapat menyerang siapa saja baik pria maupun wanita, anak-anak ataupun dewasa. Banyak sekali jenis kanker yang menyerang manusia, namun ada beberapa jenis kanker yang sering menyerang pada pria yaitu kanker paru, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker hati dan nasopharing.
Sementara jenis kanker yang sering terjadi pada wanita adalah kanker payudara, kanker leher rahim, kanker kolorektal, kanker ovarium dan kanker paru. Sedangkan pada anak-anak adalah kanker bola mata (retinoblastoma) dan kanker darah (leukemia).
Gejala Kanker
Stadium dini (awal) kanker tumbuh setempat dan tidak menimbulkan keluhan ataupun gejala. Hal ini sering menyebabkan orang yang sudah terkena kanker tidak menyadarinya. Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker dengan melakukan WASPADA, yaitu:
- Waktu buang air besar atau kecil dan perubahan kebiasaan atau gangguan
- Alat pencernaan terganggu dan susah menelan
- Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
- Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor)
- Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya menjadi besar dan gatal
- Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
- Adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh-sembuh
Kanker Payudara

Kanker payudara lebih banyak menyerang wanita, walaupun menurut dokter kalau kanker ini pun juga bisa terjadi pada pria. Sampai sejauh ini yang lebih sering saya dengar adalah wanita yang mengalami kanker payudara.
Ini pun yang terjadi pada adik mamah saya dan beberapa teman yang sedang berjuang melawan ini semua. Salah satu teman saya sudah melakukan pengangkatan salah satu payudaranya, ini saya lupa sebelah mana.
Padahal kalau dilihat pola makannya, dia tidak makan daging merah. Pokoknya kalau lihat sehat banget deh hidupnya. Beda dengan adik mamah saya, ini ketauan waktu stadium 3 dan semenjak tau di vonis kanker payudara langsung turun banget kesehatannya.
Kalau setiap datang ke acara kesehatan pasti selalu ada pesan “jangan terlalu stress agar tidak membebani pikiran dan juga membuat kita malah menyerah”. Ini makanya yang dibilang setiap orang berbeda dan memiliki caranya masing-masing untuk menghadapi penyakitnya.

Kanker payudara pada umumnya terbagi dalam dua kategori, yaitu invasif dan non-invasif. Kanker payudara invasif adalah kanker payudara yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara atau disebut duktal invasif.
Pada jenis kanker ini dapat menyebar di luar payudara. Sementara kanker payudara non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena jarang menimbulkan benjolan. Jenis ini sering disebut pra-kanker.
Hasil Survey

Seperti hasil survey dari Globocan 2018, bahwa kanker payudara di dunia merupakan penyakit kanker dengan presentase kasur baru kedua tertinggi, yaitu sebesar 11.6%. Sementara persentase kematian akibat kanker payudara sebesar 6,6%.
Kanker Payudara adalah kanker terbanyak di Indonesia. Di Indonesia, kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak dengan jumlah kasus baru sebesar 42,1 per 100.000 penduduk. Sedangkan kematian akibat kanker payudara adalah sebesar 17 per 100.000 penduduk.
Gejala Kanker Payudara
Tanda-tanda yang perlu diperhatikan mengenai kanker payudara adalah sebagai berikut:
- Teraba benjolan di payudara dan seringkali tidak berasa nyeri
- Terdapat perubahan tekstur kulit payudara
- Kulit payudara mengeras dengan permukaan kulit seperti kulit jeruk
- Terdapat luka yang tidak kunjung sembuh
- Keluar cairan dari puting
- Terdapat cekungan ataupun tarikan di kulit payudara
Gejala kanker payudara bisa dideteksi sendiri dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
Faktor Risiko dari Kanker Payudara
- Usia haid pertama dibawah 12 tahun
- Wanita tidak menikah
- Wanita menikan tidak memiliki anak
- Melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun
- Tidak menyusui
- Menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal dalam waktu yang cukup lama
- Usia menopause lebih dari 55 tahun
- Pernah operasi tumor jinak payudara
- Riwayat kanker dalam keluarga
- Wanita yang mengalami stres berat
- Konsumsi lemak dan alkohol secara berlebihan
- Perokok aktif dan pasif
Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan dengan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh tenaga kesehatan sambil mengajarkan cara Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), yang bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya.
Sadari dapat dilakukan setiap bulan pada hari ke 7 sampai ke 10 yang dihitung dari mulai haid pertama atau pada tanggal yang sama bagi yang sudah menopause/tidak datang haid.
SADANIS dan SADARI mudah dilakukan karena:
- Merupakan pemeriksaan yang sederhana dan mudah, cepat dan hasil dapat diketahui langsung.
- Tidak memerlukan laboratorium dan hasilnya segera dapat langsung didapatkan.
- Pemeriksaan secara benar dan teratur dapat mendetksi kanker pada stadium awal (stadium 1 atau 2) sebesar 68% (Regional Workshop NCCFL India 2010).
Pencegahan Penyakit Kanker Payudara
Beberapa studi menyebutkan kanker payudara erat kaitannya dengan faktor hormonal serta genetika. Namun hal yang perlu diingat, pencegahan utama adalah dengan menghindari faktor risiko kanker dengan berperilaku hidup sehat dan menghindari rokok.
Kanker Leher Rahim

Setiap 2 menit di dunia, 1 orang perempuan meninggal karena kanker leher rahim. Lebih dari 500 ribu perempuan terdiagnosa kanker leher rahim dan angka kematiannya sebesar 310 perempuan. Di Asia terdpat 315 ribu perempuan yang terdiagnosa kanker leher rahim dan angka kematiannya sebesar 168 ribu perempuan. Ini berdasarkan dari Globocan 2018.
Di Indonesia setiap 1 jam 2 orang perempuan menginggal karena kanker leher rahim. Terdapat lebih dari 32 ribu perempuan yang terdiagnosa kanker leher rahim dan angka kematiannya sebesar 18 ribu perempuan.
Kanker leher rahim merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia, dengan kasur baru sebesar 23,4 per 100.000 penduduk. -GLOBOCAN, 2018
Gejala Kanker Leher Rahim

Pada stadium dini, seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas. Namun, pada stadium lanjut, muncul gejala-gejala yang harus diperiksa lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker itu:
- Haid tidak teratur
- Nyeri panggul
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Keputihan atau keluar cairan encer berwana putih kekuningan terkadang bercampur darah seperti nanah
- Pendarahan spontan tidak pada masa haid/diantara menstruasi
- Pendarahan pada masa menopause
Faktor Risiko
Kanker leher rahim disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). HPV mudah ditularkan melalui kontak seksual.
- Menikah/mulai melakukan aktifitas seksual di usia muda (<20 tahun)
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan
- Riwayat infeksidi daerah kelamin atau radang panggul (IMS)
- Perempuan yang melahirkan banyak anak
- Merokok/terpapar asaprokok (perokok pasif)
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker
- Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
- Adanya riwayat tes pap yang abnormal sebelumnya
- Penurunan kekebalan tubuh misalnya karena HIV/AIDS dan penggunaan obat-obatan kortikosteroid jangka panjang.

Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Deteksi kanker leher rahim dilakukan dengan metode pap smear atau inspeksi visual dengan Asam Asetant (IVA). Tes ini perlu dilakukan oleh wanita yang sudah melakukan hubungan seksual terutama pada usia 30-50 tahun yang bertujuan untuk menemukan lesi prakanker dan mengetahui adanya perubahan sel dapat di leher rahim.
Keuntungan melakukan IVA adalah sebagai berikut:
- Merupakan pemeriksaan yang sederhana, mudah, cepat dan hasil dapat diketahui langsung.
- Tidak memerlukan sarana laboratorium dan hasilnya segera dapat diketahui.
- Dapat dilaksanakan di Puskesmas bahkan mobil keliling yang dilakukan oleh dokter umum dan bidan.
- Jika dilakukan dengan kunjungan tinggal (single visit apporoach), IVA dan krioterapi akan meminimalisasi klien yang hilang (loss) sehingga menjadi lebih efektif.
- Cakupan deteksi dini dengan IVA minimal 80% selama lima tahun akan menurunkan insidens kanker leher rahim secara signifikan (WHO, 2006).
- Sensitifitas IVA sebesar 77% (antara 56-94%) dan spesifikasitas 86% (antara 74-94%) (WHO, 2006).
- Skrining kanker leher rahim dengan frekuensi5 tahun sekali dapat menurunkan kasus kanker leher rahim 83,6 (IARC)
Pencegahan Penyakit Kanker Leher Rahim
Pencegahan yang paling utama adalah menghindari faktor risiko kanker leher rahim terutama dengan melakukan vaksinasi HPV, menghindari perilaku seksual berisiko untuk terinfeksi HPV seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 20 tahun).
Selain itu juga menghindari asap rokok (aktif dan pasif), menindak lanjuti hasil pemeriksaan IVA/pap Smear yang hasilnya positif.
Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Pelayanan kesehatan yang saat ini paling dibutuhkan oleh pasien kanker salah satunya ada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) salah satu rumah sakit di Indonesia yang selalu menjadi rujukan nasional pasien kanker. Secara kebetulan juga saya pernah mengunjungi kerabat yang dirawat di RSCM karena kanker Nasopharing.
Menurut saya sendiri rumah sakit di Indonesia sekarang juga sudah gak kalah dengan rumah sakit yang berada di luar negeri. Terbukti waktu kemarin papah sakit, semua perawatan dan tindakan kami lakukan di rumah sakit daerah Jakarta Selatan. Yang menurut saya sendiri semua yang dibutuhkan disana juga ada.
Hari Kanker sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari

Penetapan tanggal ini berdasarkan Piagam Paris (Charter of Paris) tanggal 4 Februari 2000 pada pertemuan World Summit Against Cancer for the New Millenium.
Sejak tahun 2006 hari kanker sedunia diselenggarakan di seluruh dunia untuk mengkampanyekan perang melawan kanker secara global. Hari kanker sedunia merupakan kesempatan yang baik untuk menyebarkan dan meningkatkan peran serta masyarakat termasuk media.
Pada tahun 2019-2021 tema Hari Kanker Sedunia “I am and I will” (Saya adalah dan saya akan), untuk mengajak masyarakat menjalankan perannya masing-masing dalam rangka mengurangi beban akibat kanker.
Masing-masing anggota masyarakat memiliki kekuatan untuk melakukan tindakan dalam rangka mengurangi dampak kanker terhadap individu keluarga dan komunitas.
Hari Kanker Sedunia merupakan kesempatan untuk merefleksikan apa yang dapat kita semua lakukan untuk membuat perubahan dalam perjuangan melawan kanker.

Hari Kanker Sedunia merupakan kesempatan untuk merefleksikan apa yang dapat kita semua lakukan untuk membuat perubahan dalam perjuangan melawan kanker.
Leave a Reply