
Di wilayah Indonesia sebagian besar lautnya rawan bencana tsunami tapi bagaimana dengan Jakarta? Apakah Jakarta bebas dari bencana tsunami? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah menyatakan bahwa Jakarta aman dari potensi bencana tsunami.
Seperti yang kita ketahui bahwa total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan dan 3,25 juta km2 merupakan lautan dan 2,55 juta km2 zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Jelas terlihat bahwa Indonesia memiliki luas perairan lebih besar dibandingkan dengan luas daratan.
Masih teringat jelas dalam ingatan kita semua mengenai bencana tsunami Selat Sunda yang terjadi pada tanggal 22 Desember 2018. Seakan mengingatkan kembali akan gempa yang belum lama terjadi didaerah Palu, gempa dengan kekuatan 7,4 MW ini diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat pulau Sulawesi, Indonesia bagian utara.
Peristiwa bencana tsunami Selat Sunda terjadi karena adanya letusan Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda yang menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa bencana tsunami disebabkan oleh air pasang yang cukup tinggi dan longsor bawah laut karena letusan anak gunung Krakatau.
Beberapa hari lalu saya hadir dalam acara Eco Talk di Candi Bentar Hall, Putri Duyung Ancol. Tema kali ini masih ada kaitannya dengan bencana tsunami “Amankah Jakarta dari Tsunami?”. Saya pun sebenarnya penasaran dengan apa yang terjadi dengan tsunami Selat Sunda.
Nara sumber pada hari itu hadir:
- Bapak Berton Panjaitan, Kepala Subdit Pencegahan BNPB
- Bapak Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG
- Bapak Suprayoga Hadi, Perencana Ahli Utama, Kedeputian Pengembangan Regional Bappenas
- Bapak Yulianto, Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi UPI
- Bapak Budi Setyarso, Pemimpin Redaksi Koran Tempo
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera.
Bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda yang terjadi begitu cepat sekali, karena biasanya yang terjadi itu gempa dulu baru disusul dengan tsunami tapi kenyataannya di Banten langsung terjadi tsunami tanpa ada gempa terlebih dahulu. Ini yang dicatat oleh BMKG, seperti yang disampaikan oleh bapak Rahmat Triyono.
Yang Bisa Dilakukan Untuk Antisipasi Gempa Bumi
![]() |
Foto by Google |
Mengenali apa yang disebut gempabumi
Kita harus memastikan bahwa struktur dan letak rumah dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi seperti longsor, likuifaksi dan lainnya. Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur banguann rumah agar terhindar dari bahay.
Kenali lingkungan tempat bekerja
Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi, sudah dapat mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. Selain itu sediakan P3K, belajar menggunakan alat pemadam kebakaran, catat nomer telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi bencana gempa.
Persiapan rutin pada tempat bekerja dan rumah tinggal
Pastikan alat-alat perabotan dirumah diatur menempel pada dinding untuk menghindari kalau jatuh, roboh, bergesert pada saat terjadi bencana gempa. Simpan dengan baik bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
Alat yang harus ada disetiap tempat
Kotak P3K, senter atau lampu, radio dan makanan seperti suplemen dan cemilan lainnya.
Aplikasi dari BNPB dan BMKG
![]() |
inaRisk |
Seperti yang di informasikan oleh bapak Berton Panjaitan dari BNPB bahwa sekarang mereka sudah memiliki aplikasi yang bernama inaRisk Personal. Ini merupakan aplikasi yang berisikan tentang informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif.
Aplikasi inaRisk ini disusun bersama antara pemerintah dan pihak lain yang memiliki pengalaman dalam edukasi benacana di Indonesia. Aplikasi ini dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan dukungan dari Kementerian ESDM, Kementerian PU-Pera, dan BMKG serta lembaga lain terutama dalam penyediaan data.
inaRisk Personal akan terus dikembangkan dan berevolusi untuk memenuhi kebutuhan pembaharuan data, informasi dan metodologi yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Diharapkan, dengan aplikasi ini dapat mewujudkan bangsa Indonesia menjadi tangguh menghadapi bencana.
Silakan download inaRisk:
Play Store: inaRisk
![]() |
WRS – BMKG |
Sementara bapak Rahmat Triyono dari BMKG memperkenalkan aplikasi WRS-BMKG yang mana ini bisa diunduh bagi pengguna Android maupun Iphone. Warning Receiver System (WRS) dapat memberikan informasi mengenai peringatan dini tsunami ditingkat daerah di Indonesia.
Silakan download WRS-BMKG:
Play Store: WRS-BMKG
Appstore: WRS-BMKG
Sekarang kita juga bisa loh bersama-sama untuk waspada dan juga antisipasi dengan mengunduh aplikasi dari BNPB dan BMKG. Setelah saya lakukan pengencekan lewat aplikasi inaRisk yang sudah yang unduh. Bahwa Jakarta hanya terdeteksi memiliki bencana banjir dan gempa kecil, dengan kata lain Jakarta aman dari bencana Tsunami.
Leave a Reply